RINDUKU TERPISAH JARAK
dan mencatat beberapa luka
dalam sajak dan doa
rinduku terpisah jarak
yang terdampar tanpa kabar
Bandung, 3 April 2011
Label: Sajak Sajak Tengil
yang lekas tercatat...
Label: Sajak Sajak Tengil
Ketika kuingat namamu
Kau hadir membisik darahku
Membuka luka pada lusuh tatapmu
Yang berlinang amuk di kesunyian puisi
Lalu mataku rindu kenangan masa lalu
Pada serpihan waktu yang tercecer
Di pertemuan kata dan kebisuan jarak
Saat diriku terlampau jauh di ujung murung
Namamu lekat di setiap catat
2011
Label: Sajak Sajak Tengil
ada pesan yang tertinggal
di kotak masuk telefon genggamku
sebuah sapa yang sederhana
menusuk rindu dan sekeping tanya
nada yang tersimpan di sela ruang
mengingat kenang di sudut kuping kanan
sambil kulukis
mata sayupmu yang terlilit kaca
dan bingkai hitam
ingin lagi kutarik ulang
ketika kau mengecup tanganku
sambil menebar senyum
yang manja di suatu senja
Bandung, 27 Maret 2011
Label: Sajak Sajak Tengil
kau yang selalu hadir dalam ingatan,
datang dengan tiba-tiba,
lalu aku bergegas menulis sajak
tentang hangatnya rindu
pada buku yang hampir berdebu
sajak ini adalah pertapaan
saat bayang wajahmu mengelebat
mengitari sudut mataku yang kelu
Bandung, 3 April 2011
Label: Sajak Sajak Tengil
satu bunga yang kucium setiap menjelang tidur
mengantarku pada mimpi yang gaib. di atas ranjang,
aku seolah menatap atap yang patah,
mendekap tanah, kolam dan pohon kamboja.
malam menjelma gerimis
datang seumpama wujud malaikat penggenggam hujan.
jalan raya tergusur ilalang yang penuh aspal
dan bau tandus. di pinggir trotoar, kini tak ada lagi
daun berguguran. air mata cibiru adalah air mata orang-orang
yang menangis membawa peti mati
ke atas bukit pejalan kaki. sawah dan ladang
bermuka durja ketika senja berakhir dalam do’a
shubuh yang tak lagi menggema
2010
Label: Sajak Sajak Tengil
aku masih bertanya pada bukit yang pernah kau tempati
ketika laba-laba menyelamatkanmu dari hunusan pedang
kau gigil saat malam terkulai bulan
saat bisik mengendap di akhir rakaat fajar
“mungkin pertapaanmu selesai
pada huruf dan angka yang berhasil kau baca”
sebuah kitab menjadi doa
wujudmu menjelma tanda
dan tafsir menjadi darah
aku masih bertanya pada goa
yang sempat kau terka
menjadi sejarah
yang berputar di sepanjang abad
“mungkin sebuah kisah
urung tertulis jika kau tak hadir”
datanglah
aku ingin kau kembali
sebelum langit muntah amarah
sebelum mahsar menjadi pasar
2011
Label: Sajak Sajak Tengil