Selasa, 12 April 2016

Menakar Manuver Yusril di Pilgub DKI Jakarta 2017

Harus diakui, manuver Yusril Ihza Mahendra yang mencalonkan diri pada Pilgub DKI Jakarta 2017 membuat suhu politik nasional tampak memanas.

Meskipun, pertarungan memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta itu digelar kurang dari setahun lagi. Namun, opini yang berkembang saat ini sudah menjurus antara Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang maju secara independen melawan Yusril Ihza Mahendra. Meskipun sang Ketum Partai Bulan Bintang itu hingga saat ini belum jelas bakal mencalonkan melalui pengusungan partai atau jalur independen.

Tetapi jika disimak secara seksama, manuver Yusril yang sudah tancap gas sedari awal dan terkesan 'liar' itu menjadi daya tarik sendiri. Dia mulai bersafari politik kepada beberapa sosok yang juga berencana akan maju seperti Ahmad Dhani, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Haji Lulung dan Boy Sadikin.

Ini menjadi pemandangan yang unik dalam politik mutakhir nasional pasca reformasi, di mana silaturahmi politik seperti itu jarang dilakukan oleh para politikus sebelumnya pada helatan Pilkada, Pileg atau Pilpres sekalipun. Bahkan Yusril mengaku siap jika dia bisa bersilaturahmi dengan Ahok si petahana.

Keputusan Yusril untuk maju di Pilgub Jakarta 2017 sebetulnya masih terbilang baru, atau sekitar Februari lalu, setelah dirinya digadang-gadang bisa bersaing dengan Ahok, seiring kakak kandung Yusril yakni Yuslih Ihza Mahendra berhasil mengalahkan adiknya Ahok yakni Basuri Tjahja Purnama di Pilkada Belitung Timur.

Dari momen itu saja, publik sudah menilai bahwa pertarungan dua putra Belitung itu akan juga menarik perhatian dalam peta percaturan Pilgub DKI Jakarta.

Dan, harus diakui juga, dari sisi pendukung, Ahok tampaknya selangkah lebih depan dengan hadirnya Teman Ahok yang dianggap militan bisa berhasil mengumpulkan KTP data sementara sekitar 500.000 sebagai syarat pengusungan calon independen dari total jumlah aman sekitar 550.000.

Para pendukungnya bisa dibilang bergerak cepat. Salah satu manuvernya digerakkan melalui media sosial yang disetir para seleb tweet berjumlah ribuan pengikut. Selain itu, pengumpulan KTP di mal, door to door dan jemput bola pun terus dilakukan.

Sementara itu, selain memburu dukungan dari kampung ke kampung, Yusril terus bergerilya menggunakan cara konvensional mendatangi partai ke partai dan berkomunikasi dengan dedengkot partai seperti Prabowo, SBY, Aburizal Bakrie, Dzan Farid dan bahkan berencana bertemu dengan Megawati.

Modal diplomasi Yusril yang pernah menjabat menteri era Gusdur, Megawati dan SBY menjadi nilai tambah untuk memuluskan rencana pencalonannya melalui usungan partai. Sinyal-sinyal yang mengisyaratkan dukungan itu tampak terlihat, ketika, tanpa hujan tanpa angin, PDI Perjuangan mengundang Yusril sebagai pembicara acara pelatihan manajer kampanye di 'Kandang Banteng' di kawasan Lenteng Agung Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Ya, memang sebelumnya Yusril pernah berseloroh bahwa dirinya lebih siap jika disandingkan maju di Pilgub DKI Jakarta dengan Boy Sadikin dari PDI Perjuangan atau Sandiaga Uno, salah satu orang terkaya di Indonesia yang sekarang pindah haluan menjadi politikus dari Partai Gerindra.

PDI Perjuangan sendiri, seperti kita tahu adalah partai yang memiliki kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta pada Pileg lalu dengan mengantongi 28 kursi. Artinya, tanpa koalisi, PDI Perjuangan sudah bisa mengusung calon yang dipersyaratkan minimal 22 kursi.

Yusril mengaku telah mendaftarkan diri pada penjaringan calon dari PDIP. Saat ini, terdapat beberapa nama yang sudah mendaftarkan diri dari penjaringan Partai Banteng itu, yakni Hasniati, Idris Khalid Amir, Margono, Sugiman, Mahfud Zaelani, Hasnaeni Moein, Riza Villano Satria Putera, Abdul Rani Rasyid, Teguh Santoso, Harun Al Rasid dan Yusril.

PDIP tentu akan melakukan survey popularitas, elektabilitas dan segala tetek bengeknya untuk memunculkan satu dari sekian bakal calon yang mendaftar. Namun, dari sekian sosok tersebut, yang sudah mencuri start sedari awal adalah Yusril yang justru berhasil membuat seolah-olah telah terjadi pertarungan antara kubu Ahok vs Yusril. Ini bisa terlihat dari perang opini dan argumen di media sosial antara pendukung Ahok dan pendukung Yusril.

PDIP sendiri dikabarkan saat ini tampak tidak harmonis dengan Ahok. Ini menjadi poin plus baru bagi Yusril untuk mencuri hati PDIP yang dikendalikan Megawati. Dan kita tahu, saat Mega menjadi presiden, Yusril sempat menjadi salah satu 'pembisiknya' untuk urusan hukum.

Dukungan kepada Yusril juga berpeluang mengalir dari Partai Demokrat, PPP dan Golkar bahkan Partai Gerindra seiring para ketua umumnya sudah menghormati keputusan Yusril bertarung di DKI 1.

Pendek kata, pertarungan Ahok vs Yusril pada Pilgub Jakarta 2017 kemungkinan besar akan terjadi apabila partai-partai yang notabene sebelumnya berada di Koalisi Merah Putih mendukung Yusril.

Kemungkinan lainnya juga akan terjadi apabila Partai Gerindra resmi mengusung Sandiaga Uno dengan dukungan partai lainnya dengan syarat mengantongi minimal 22 kursi yang bisa memecah kemungkinan Ahok vs Yusril.

Kita tahu jumlah kursi di DPRD Jakarta sebanyak 106. Sementara, Partai Gerindra mengantongi 15 kursi, PKS 11 kursi, dan PPP, Demokrat, Hanura masing-masing 10 kursi. Adapun, Partai Golkar 9 kursi, PKB 6 kursi, Nasdem 5 kursi dan PAN 2 kursi.

Bahkan, kemungkinan-kemungkinan lain juga bisa saja muncul mengingat politik adalah sesuatu yang dinamis. Kita tidak tahu, bisa saja Ahok tiba-tiba urung mengikuti Pilgub DKI Jakarta karena kasus yang tengah menyeretnya seperti dalam kasus Sumber Waras. Atau mungkin, Yusril bisa saja gigit jari karena tidak ada partai yang mengusungnya karena PBB sendiri bahkan tidak memiliki kursi.

Segala kemungkinan dalam dunia politik akan terjadi. Hanya saja, melihat gelagat yang terlihat secara tampak atau kasat mata, tahun ini adalah panggung politik bagi mereka yang bekerja keras sedari awal terutama untuk Pilgub DKI Jakarta.

*Tulisan ini murni pendapat pribadi dari hasil pengamatan dan pembacaan beberapa informasi yang mengemuka

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda