Selasa, 09 April 2013

Berbincang dengan Rose Pandanwangi

Rose Pandanwangi tengah duduk di jajaran paling belakang bersama beberapa hadirin usai menjadi salah satu pembicara di acara seabad Mahakarya S. Sudjojono di Museum Sejarah Jakarta, Selasa (09/04/2013).

Kulit wajahnya sudah mulai keriput. Rambut putih dan bicara agak terbata-bata. Saat dihampiri, dia mempersilakan saya duduk di sampingnya.

"Kuping saya yang masih bisa mendengar sebelah kanan, coba Anda duduknya sebelah kanan saya," katanya.

Awalnya, Rose bercerita seputar lukisan Sultan Agung yang dibuat suaminya pada 1974 silam. Dia berharap lukisan tersebut menjadi salah satu heritage untuk perkembangan kebudayaan ke depan. "Ya, lukisan ini harus dipertahankan dan diselamatkan dong," katanya.

Pembicaraan saya dan Rose sebenarnya tidak jauh-jauh amat seperti yang sudah dia utarakan saat menjadi pembicara. Namun, saya sempat melemparkan pertanyaan kepadanya: bagaimana jika suatu saat ada orang yang ingin mengadaptasi film dari lukisan suami anda?

"Kalau untuk kepentingan sejarah sih boleh-boleh saja, karena memang itu kejadian. Tapi Sudjojono Center tidak mengimbau untuk itu, masih banyak cerita lain," ujarnya.

Rose yang juga merupakan salah satu panyanyi seriosa itu hafal betul bagaimana sang suami melahirkan mahakarya monumental tersebut.

Dia berpendapat, tidak menutup kemungkinan, jika memang saja hasil adaptasi film itu terjadi, maka akan menjadi pendidikan sejarah bagaiman sosok Coen yang kejam saat itu.

"Untuk pengetahuan historic anak-anak muda juga bagus, maksudnya mereka harus tahu bahwa pertempuran Sultan Agung dan Coen pernah terjadi," paparnya.

Dia menambahkan sosok Sudjojono sangat cekatan dalam merampungkan sebuah karya, paling tidak selama masa hidupnya, Jon, sapaan akrbanya berhasil mengoleksi 500 lukisan. "Yang tidak bagus paling cuma 2%," katanya.

Namun, saat disinggung terkait desas-desus lukisan telanjang dirinya yang heboh dibicarakan belum lama ini, Rose masih keras berpendapat bahwa itu palsu.

"Itu masih jadi tanda tanya besar. Pokoknya, saya bilang itu bukan," tegasnya.

Rose mengaku, sempat beredar kabar bahwa dirinya tidak tahu menahu soal itu dikarenakan sudah lanjut usia, udzur, yang membuat daya ingat dirinya pudar dan pikun.

Namun ia membantah dirinya telah pikun, sebab hingga saat ini dia keras berpendapat bahwa lukisan telanjang tersebut palsu. "Sebagai yang dilukis, saya itu tahu," katanya.

Sampai sekarang, lukisan berjudul Sabda Alam tersebut masih dalam proses penelitian keasliannya oleh beberapa ahli. Meskipun, Rose sendiri mengaku tidak mengalami kerugian secara materil. "Saya cuma bisa bilang bahwa lukisan itu bukan saya," tegasnya.



Miftahul Khoer | Bisnis Indonesia
Phone | 082130812642
Twitter | @mikoalonso
Powered by Telkomsel BlackBerry®













0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda