Jakarta Terbuat dari Matahari
Aku sepertinya masih terus dihantui udara Jakarta yang panas dan belum bisa beradaftasi. Belum bisa menyesuaikan diri.
Kadang aku berfikir mengapa Tuhan menciptakan udara berbeda dengan apa yang aku rasakan di Bandung.
Menjelang tidur misalnya, aku harus mengambil posisi yang benar-benar nyaman. Bagaimana menciptakan enak agar bisa benar-benar nyenyak. Tapi tetap saja, cuma bisa tidur denga larut. Itu pun mesti aku buka segala perlengkapan pakaianku. Terkadang hanya menyisakan celana pendek saja.
Aku sepertinya harus segera memiliki kipas angin. Memasangnya di pojok kamar dan mulai menekan tombol on. Itu jalan terakhir.
Miftahul Khoer | Bisnis Indonesia
Phone | 082130812642
Twitter | @mikoalonso
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Kadang aku berfikir mengapa Tuhan menciptakan udara berbeda dengan apa yang aku rasakan di Bandung.
Menjelang tidur misalnya, aku harus mengambil posisi yang benar-benar nyaman. Bagaimana menciptakan enak agar bisa benar-benar nyenyak. Tapi tetap saja, cuma bisa tidur denga larut. Itu pun mesti aku buka segala perlengkapan pakaianku. Terkadang hanya menyisakan celana pendek saja.
Aku sepertinya harus segera memiliki kipas angin. Memasangnya di pojok kamar dan mulai menekan tombol on. Itu jalan terakhir.
Miftahul Khoer | Bisnis Indonesia
Phone | 082130812642
Twitter | @mikoalonso
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 Komentar:
Posting Komentar
isi komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda