Selasa, 05 November 2013

Alin dan Asam Lambung

Pertengahan September lalu, ada satu hal yang membuat Alin Imani menderita. Perutnya seperti ditusuk-tusuk benda tajam. Dia menangis sejadinya. Asam lambungnya naik hingga dia muntah-muntah.

Awalnya, Alin merasa mual setiap kali stress menghadang. Dia kehilangan selera makan yang menyebabkan kondisi tubuh ambruk. Alin pun dilarikan ke dokter. Setelah didiagnosa, bukan hanya asam lambungnya yang parah. Dokter bahkan memeriksa hingga ke bagian atas, bawah, kanan dan kiri lambung. Penderitaan ini adalah paling parah sejak dia menderita mag di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

September adalah bulan yang membuat pikirannya berkecamuk. Tugas akhir sebagai mahasiswa terus menghantui. Skripsinya tak pernah kelar setelah dikerjakan beberapa bulan. Jangankan selesai, melihat rentetan teks di layar laptop pun sudah membuatnya stress. Dan, inilah penyebab asam lambungnya semakin parah. Hingga akhirnya dia harus istirahat sebulan penuh menunda skripsinya tuntas dikerjakan.
 
Alin, begitu dia disapa adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi di Bandung. Dia sadar betul jika pikirannya tengah memikirkan sesuatu, stress datang dan mulai menyerang asam lambung. Namun, apa daya dia hanya pasrah menerima keadaan.

Memang, gadis berusia 22 tahun itu bisa dibilang ngeyel untuk urusan makan. Nafsu makannya tidak segarang beberapa temannya. "Pola makan saya memang tidak teratur," paparnya ketika dihubungi Bisnis. "Inilah yang menyebabkan saya terus menderita asam lambung. Bahkan pada September kondisinya parah banget sampai berat badan turun 2 kg."

Azhari Gani, spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan gejala asam lambung diawali dengan mual dan kembung yang menyebabkan nyeri di ulu hati. Penderita asam lambung terkadang merasa pusing, lemas dan membuat nafsu makan semakin berkurang.

Dia mengamini jika penyebab naiknya asam lambung dikarenakan penderita banyak pikiran yang menyebabkan stress berat. Namun, katanya, yang lebih sering dialami penderita yakni disebabkan oleh makanan pedas dan buah-buahan rasa asam yang dikonsumsi. Azhari menuturkan jika beberapa penyebab tersebut mampu memicu iritasi pada lambung dan menimbulkan peradangan.

"Yang unik adalah penderita ketika mengalami stress. Saat pikiran fokus terhadap sesuatu, si penderita akan merasa perih pada lambung. Dan ini biasanya terjadi pada kalangan menengah. Mereka stress dikejar target pekerjaan," paparnya.

Dia menjelaskan, jika pencegahan penyakit asam lambung mudah dan sederhana. Penderita cukup menjauhi makanan pedas dan asam yang menimbulkan asam lambung naik. Karena, lanjutnya, kedua jenis makanan tersebut sangat sensitif memicu lambung perih.

Menurutnya, ada beberapa obat tradisional yang manjur mengurangi rasa perih di lambung. Salah satunya yaitu rebusan kunyit yang dikonsumsi dengan sajian hangat. Namun, Azhari lebih menganjurkan agar penderita lebih memilih pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

Alin sendiri, setelah dibawa ke dokter, kondisinya mulai membaik. Setiap kali hendak mengonsumsi makanan, terlebih dahulu dia meminum obat suspensi atau sebuah obat untuk menetralisir asam pada lambung. Baru setelah 15 menit kemudian, dia bebas mengonsumsi makanan yang disukai.

Dia paham benar, apa yang telah dikonsumsinya sebelum kondisi parah terjadi, membuat efek fatal terhadap kondisi tubuh. Dia kini rela menjauhi makanan pedas yang disukainya. Bahkan, dokter menyarankan agar dia menjauhi sayuran seperti kol, brokoli dan ubi yang memiliki kandungan gas dan bisa menyebabkan asam lambung naik.

Namun yang terpenting bagi Alin, stress kini tidak akan terlalu membuat asam lambungnya mendadak perih. Skripsi yang dia kerjakan sudah kelar. Dia kini hanya deg-degan menunggu masa sidang skripsi yang akan berlangsung Desember mendatang. "Paling nafsu makan saja yang tidak berubah. Berat badan masih 35 kg," ujarnya.

1 Komentar:

Blogger Alin Imani mengatakan...

aduuuh :3

29 Desember 2013 pukul 17.46  

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda