Sabtu, 05 Oktober 2013

Bahaya Petting

Setiap kali berkunjung ke Jakarta, MDA selalu menyempatkan berkunjung ke kosan AS di kawasan Radio Dalam. Gadis berusia 30 tahun itu tak jarang menginap di kosan AS, pria yang usianya lebih muda 3 tahun dibawahnya.

AS bukanlah kekasih MDA. Tetapi teman akrab yang setiap kali bertemu, keduanya melepas rasa kangen. Maklum, AS, yang kini bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta tengah menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. MDA sendiri tak keberatan jika sesekali dia menemani AS sepanjang malam.

“Kalau sudah berduaan di kosan, dia suka macam-macam,” kata MDA. “Tapi jujur, aku gak munafik kok kalau aku juga suka sama dia. Cuma tidak terikat status aja.”

Meski kerap berduaan di kosan semalam suntuk, MDA masih punya batas kewajaran. Dia masih menutup rapat-rapat mahkota yang dia miliki. Hubungan yang dilakukan MDA dengan AS hanya sekadar petting alias melakukan hubungan seksual tanpa penetrasi. “Paling ciuman aja. kalau sampai grepe-grepe (raba-raba), aku suka marahin dia,” ujarnya.

Wita Wanita, konsultan dan YouTuber seks online mengatakan bahwa petting merupakan hubungan badan tanpa melakukan penetrasi. Bentuk petting bisa berupa ciuman, belaian atau stimulasi di daerah sensitif dengan menggunakan jari atau lidah pada vagina wanita.

Menurutnya, tidak ada aturan-aturan tertentu dalam melakukan petting. Setiap pasangan yang melakukan petting menikmati hasrat seksual kedua belah pihak. Petting, lanjutnya akan berbahaya jika masing-masing dari pasangan memiliki penyakit menular. “Sejauh pelaku yang melakukan dalam keadaan sehat, petting aman dilakukan,” paparnya.

Lebih jauh Wita menambahkan, pasangan yang melakukan petting tidak akan berdampak pada kehamilan, karena pasangan tersebut tidak melakukan penetrasi langsung ke dalam vagina.

Petting sebenarnya merupakan langkah awal menuju hubungan seksual. Petting juga kerap dilakukan sebagai alternatif dari hubungan badan langsung. Biasanya, dilakukan saat salah satu pasangan sedang hamil atau datang bulan. Tak jarang pasangan muda belum menikah pun kerap melakukan petting.

“Pada dasarnya petting merupakan cara indah menstimulasi hasrat seksual, terutama bagi pasangan muda atau yang baru mengenal seks. Tetapi bagi orang yang sudah berpengalaman, petting bisa menimbulkan frustasi karena mereka tidak bisa langsung melakukan seks, melainkan hanya belaian-belaian semata,” ujarnya.

Nur Syahid, Staf Pengajar dari Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM) mengatakan petting akan berbahaya jika masing-masing pasangan dalam kondisi tidak bersih.

Dia menjelaskan para pria yang belum menikah kebanyakan melakukan petting dengan memasukan jari atau menjilat vagina pasangannya. Meskipun tanpa ada penetrasi dari penis, tetapi vagina wanita akan berisiko tinggi.

 “Vagina itu kan dilapisi oleh mukosa atau lapisan yang berada di daerah kemaluan. Jika jari masuk ke dalamnya secara tidak hati-hati, maka vagina akan lecet dan infeksi,” paparnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kebanyakan pasangan muda memiliki tingkat eksperimen yang tinggi dalam berhubungan. Dia memberikan contoh, tak sedikit ketika pria orgasme memuntahkan cairan spermanya di area vagina.

Padahal, lanjutnya, bagi pasangan yang belum siap menikah, perilaku tersebut bakal berisiko pada kehamilan. “Yang perlu diketahui adalah bahwa sperma bisa berenang. Jika kebetulan nyembur di area vagina, maka ada resiko sperma masuk ke dalam. Sperma itu sifatnya mengejar,” paparnya.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda