Sabtu, 05 Oktober 2013

Mengatur Pencahayaan Lampu Ruangan

Pencahayaan buatan atau lampu merupakan hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses penataan rumah. Teknik yang tepat, dapat meningkatkan mood penghuni sekaligus memaksimalkan konsep interior sebuah ruangan.

Her Pramtama, arsitek dari US&P Architects, mengatakan pada dasarnya penerapan teknik pencahayaan tersebut bergantung pada tingkat aktivitas penghuni di ruangan tertentu. Jenis pencahayaan pun dibagi menjadi general, yang menerangi seluruh ruangan, dan dekoratif atau task lighting yang hanya menerangi sudut-sudut tertentu.

Pencahayaan general pada umumnya menggunakan lampu yang memancarkan cahaya berwarna putih, sedangkan pencahayaan dekoratif cenderung memanfaatkan lampu yang mengeluarkan cahaya berwarna kuning yang memunculkan kesan hangat.

Untuk kamar tidur, kedua jenis pencahayaan itu dapat digunakan untuk dua macam kegiatan yang berbeda. Pencahayaan general untuk kegiatan seperti membersihkan ruangan, sementara lampu dekoratif dapat dipasang di sudut-sudut ruangan dalam bentuk lampu meja (desk lamp) atau lampu berdiri (standing lamp).

Kamar mandi, lanjut Her, tentunya membutuhkan perlakuan yang berbeda. Aktivitas di ruangan ini, seperti mandi maupun berdandan, sebagian besar memerlukan cahaya yang cukup banyak. Dengan demikian, tentu saja pencahayaan general dengan berwarna putih dijadikan  pilihan.

Setelah kamar mandi, ruang tamu juga membutuhkan perhatian terkait jenis pencahayaan yang digunakan. Untuk ruang tamu formal, biasanya cukup memanfaatkan pencahayaan dekoratif yang didapat dari lampu gantung atau chandelier.

Sedangkan yang informal, tekniknya kurang lebih sama dengan kamar tidur, yakni menempatkan lampu bercahaya kuning di sudut-sudut ruangan untuk menimbulkan kesan hangat.

"Sederhananya, ruangan-ruangan yang digunakan untuk bekerja, seperti dapur, garasi, ruang kerja pribadi, harus diberikan cahaya yang utuh lewat pencahayaan general tersebut," ungkap Her.

Lukman Nurdin, Desainer Interior dari Design Scape Studio menjelaskan secara fungsi pencahayaan yang dihasilkan dari lampu harus pas. Jangan terlalu gelap atau terang, sebab dapat membuat mata lelah. Apalagi pencahayaan yang digunakan untuk bekerja mengakibatkan hasil yang kurang maksimal.

"Secara estetika, pemilihan lampu tergantung selera. Namun yang perlu dicatat, ada baiknya penghuni mengatur pencahayaan langsung (direct lighting) dan tidak langsung (indirect lagting)," ujarnya.

Mengatur pencahayaan dalam ruangan memerlukan hitungan agar pas dan sesuai dengan kebutuhan, terutama untuk kesehatan pandangan. Pencahayaan yang ideal, lanjutnya, bisa dihitung dari luas ruangan. Penghuni sebaiknya mengonsultasikan kepada ahli pencahayaan.

Lukman memberikan gambaran, bagi pencahayaan yang digunakan saat waktu tidur, pemanfaatan direct dan indirect lighting bisa digunakan. Estetika cahaya indirect lighting atau yang biasa disebut pencahayaan tersembunyi memberikan nilai dan kesan unik.

"Bagi penyuka cahaya remang, ruangan tidur sebaiknya menggunakan indrect lighting. Karena sebagian orang biasanya baru bisa tidur nyenyak ketika cahaya tidak terlalu terang," paparnya.

Perlu Perawatan

Her menambahkan, setelah memilih tipe cahaya yang tepat untuk tiap ruangan, kini saatnya untuk memikirkan perawatan yang diperlukan untuk mempertahankan efisiensi lampu yang digunakan. Laman energyefficiencyasia.com menggarisbawahi bahwa perawatan yang benar itu penting bagi efisiensi lampu.

Menurut laman tersebut, tingkat pencahayaan menurun dengan bertambahnya waktu akibat penuaan lampu serta penumpukan debu pada peralatan, permukaan lampu, dan ruangan.

Faktor-faktor tersebut secara bersamaan dapat menurunkan pencahayaan total sebesar 50%  atau lebih, sementara lampu terus-terusan memakai energi penuh.

Maka dari itu, ada beberapa langkah perawatan dasar yang diusulkan antara lain membersihkan peralatan, lampu, dan lensa. Jika lensa sudah nampak kuning, itulah saat yang tepat untuk menggantinya dengan yang baru.

Selain itu, bersihkan atau cat ulang ruangan kecil setiap tahun dan ruangan yang lebih besar setiap 2 hingga 3 tahun. Debu yang terkumpul pada permukaan akan menurunkan jumlah cahaya yang dipantulkan.

Yang terakhir, pertimbangkan pemasangan kembali lampu secara berkelompok. Lampu yang umum, terutama lampu pijar dan neon, kehilangan keluaran cahayanya sekitar 20% hingga 30% dikarenakan umur layanannya.

Para pakar pencahayaan merekomendasikan penggantian seluruh lampu dalam sistem pencahayaan dalam suatu waktu. Cara ini akan menghemat tenaga dan menjaga agar penerangan tetap cukup.

Mau menghemat lebih banyak energi? Coba gunakan lampu LED, yang kini menjadi sebuah alternatif yang banyak digemari.

Menurut Her, penggunaan lampu di masa mendatang memang mengarah ke optimalisasi lampu jenis ini. "Lampu LED efisiensinya lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi biaya listrik di rumah tersebut juga," jelasnya.

Berbagai perkiraan potensi penghematan energi lampu ini, berdasarkan energyefficiencyasia.com berkisar dari 82% hingga 93%.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda