Senin, 25 Maret 2013

Sebelum Tidur, Aku Sedikit Bercerita

Masih tak habis pikir, mengapa tiba-tiba aku jadi berpikiran hal-hal yang seharusnya aku pikirkan. Inikah yang namanya pikiran manusia?

Ya, setidaknya selama aku di Jakarta banyak pengalaman baru meskipun hanya beberapa hari aku menetap di sini.

Tanggal 15 Maret 2013, aku resmi mengabdi di Bisnis Indonesia sebagai calon reporter. Anehnya, aku saja satu-satunya orang Sunda untuk wartawan seangkatanku. Lainnya, kebanyakan Jawa semua.

Tapi aku merasa tak ada yang harus dicurigakan, mulai dari pimpinan redaksi hingga marketing di sini kebanyak orang Jawa. Aku sendiri merasa bangga dengan diterimanya aku di Bisnis Indonesia.

Sempat wakil pemred bilang, seharusnya harian ini bukan Bisnis Indonesia tapi Bisnis Jawa, karena notabene yang bekerja di sini berasal dari suku Jawa. Itu mungkin sebuah guyonan belaka. Tapi aku menangkapkapnya lain. Jangan-jangan karakter orang Sunda yang pemalas tak berlaku di Bisnis.

Suatu hari pak Wapemred memanggil satu persatu calon reporter seangkatanku. Dia bertanya tentang kondisi kami berada di Jakarta. Tak lupa dia memperlihatkan hasil psikotes semua calon reporter.

"Kamu kurang detail, kurang apik dan cenderung ceroboh," katanya saat gikiranku dipanggil di ruang kerjanya. "Kamu harus buktikan bahwa kamu bisa!" Ungkapnya bijak.

"Iya pak, saya akan mencoba membuktikan apa yang ingin saya tunjukan," jawab saya sambil mengangguk.

Wapemred saya, Bayu Widagdo orangnya nyantai, kalem dan bijaksana. Nada bicaranya lembut dan sopan. Kata orang dia punya indra keenam. Dia yang memutuskan berita siapa yang layak naik jadi HL.

Perlu diakui, sistem kekeluargaan di Bisnis Indonesia sangat kuat. Satu sama lain, antara redaktur dan wartawan saling merangkul dan support. Aku suka nuansa di sini.

Terlebih, teman-teman seangkatanku yang berasal dari Surabaya, Malang, Yogyakarta dan Makasar cukup kompak. Kami selalu jalan bersama, diskusi bersama dan terkadang hang out bersama.

Dari 15 Maret hingga 5 April 2013, kami mengikuti pelatihan untuk menyerap dan beradaptasi terhadap pola kerja di Bisnis. Dari 8 gedung di Wisma Bisnis Indonesia itu, kami sudah menyatroninya dan saling berkenalan dengan karyawan lainnya.

Tapi ada hal yang cukup unik juga jika suatu saat usai pelatihan, kami selalu nongkrong bersama kantor. Sekadara mengobrol, merokok sampai ngelantur ke mana-mana. Di luar itu, kami habiskan waktu di kosan masing-masing.

Hal lain yang mungkin aku harus ceritakan yakni, teman-teman di Bandung sendiri. Aku merasa kekompakan mereka kurang solid dan kuat. Aku pikir mereka terlalu berada di atas seolah-olah aku ini orang baru di Jakarta. Padahal, selama di Bandung sebagian dari mereka merupakan teman-teman seangkatanku.

Tapi aku tidak menyikapinya dengan serius, toh aku punya cara bereksistensiku di Ibu Kota ini. Aku ingin buktikan bahwa aku pun bisa seperti mereka. Dan harus lebih baik dari mereka. Demikian catatan sebelum tidur yang cukup ngelantur ini. Dadah... Bye!!!

Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda