Rabu, 31 Agustus 2011

MEKANISME KESEDIHAN

kau selalu saja datang bersembunyi

membawa kaleng susu dan benang

aku tahu kau lahir di atas rel kereta api

pada hari kamis di bulan februari

tentu saja kau lupa dengan piring

yang suatu hari kau kunyah sendiri

tapi aku heran dengan kehadiranmu

sepertinya kau bukan gergaji mesin

yang menciumku pada jam tiga pagi

atau jangan-jangan kau adalah tembok

yang tiap malam membuatkanku kue

dan kacang goreng yang renyah

sudahlah, kau jangan terlalu sedih

ini sudah jadi nasib kita berdua

jangan terlalu risau dengan ayam itu

karena telurnya akan kita makan malam ini

yang akan kita ciprati dengan saus yang pedas

lihatlah sayang, matahari itu ikut sedih

air matanya berlinang membasahi kemejaku

kemeja yang kau beri ketika aku kedinginan

kemeja yang berwarna kotak-kotak yang lucu

mungkin saja dari dulu matahari itu mendengar obrolan kita

atau melihat kita sedang mandi bugil di sebuah toko

tapi itu dulu, sekarang kan kita sudah punya langit

yang suatu kali bisa kita ajak memasak alpukat

dengan rasa kemarau dan musim sedih

biarlah sayang, aku ikhlas dengan semua itu

nanti kita pergi sama-sama ke supermarket

membeli pisau cukur dan gunting rambut

agar kamar kita terkesan seram dan garang

atau kau punya ide, membeli boneka, mungkin,

biar semua sudut rumah kita terlihat romantis,

atau mending kita beli beberapa pohon sirsak

lalu kita simpan di atas televisi berwarna kita.

oh ya sayang, lebih baik kita urungkan saja,

ada baiknya kita membakar uang kita masing-masing

agar para pedagang itu ikut sedih dan berkemas gulung tikar.

baiklah sayang sampai jumpa nanti

semoga kita berhak ikut sandiwara pagi ini

2011

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda