Sabtu, 04 Februari 2012

Little Kiss For Mama (terkunci di luar)

Jam di ruangan rawat inap gedung Kemuning menunjukkan pukul enam sore. Seharusnya saya sudah bersama kekasih saya di Ganffest ITB. Saya sudah berjanji menemuinya pukul empat di sana. Tapi sayang sekali, saya mesti masih menunggu dan jagain mama.

Semalam saya begadang jagain mama. Ayah sudah tidur duluan. Mata saya sudah tidak kuat menahan kantuk. Tapi berusaha sekuat tenaga melek sampai subuh. Pagi harinya saya pamit pulang duluan dan berencana kembali lagi sekitar pukul sebelas.

Sesampainya di rumah, sekitar pukul Sembilan, rumah terkunci. Saya bergegas ke rumah tetangga yang biasa dititipin kunci oleh orang rumah. Tapi ternyata kunci rumah tidak ada.

Saya langsung tidak habis pikir. Menyalakan motor kembali untuk mencari makan. Rencananya saya mau ke warung padang, tapi mata berhenti di warung nasi Bahari. Saya langsung memesan telor dadar dan tumis kentang. Saya juga memberanikan diri meminta kuah tumis jengkol pada si mang penjaga warung.

Saya kembali lagi ke rumah. Duduk di teras dan segera membuka bungkusan nasi. Dengan lahap, saya habiskan semua nasi dan lauknya. Oh ya, saya juga tak lupa membeli kerupuk ke warung ceu Enih, warung dekat rumah saya dan membeli dua batang rokok Dji Sam Soe. Kerupuk bagi saya adalah teman sejati yang membawa kenikmatan tersendiri ketika saya menyantap makanan. Sementara rokok adalah ritual penutup setelah aktifitas makan saya selesai. Namun saya sekarang tengah mengurangi merokok.

Daripada kesal menunggu di luar, saya menyalakan laptop dan browsing. Bermain Facebook dan posting tulisan baru di blog. Lumayan sedikit membunuh kantuk walau mata sudah mulai redup.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda