Sabtu, 04 Desember 2010

Eastorsick: antara Grunge, Alkohol dan Kebersamaan

Cuaca Bandung akhir-akhir ini memang tak bersahabat, tak terkecuali Bandung Timur. namun tak ada yang bisa menghentikan semangat para pecinta musik Grunge untuk terus menggeber distorsinya. Meski hujan badai sekalipun.

Jum’at, 03 Desember 2010 hujan mulai menetes di tanah Cibiru. Jam dua siang, saya masih berada di kosan. Sesekali melihat ke luar jendela, percikan hujan makin menggila. Hari ini bagi saya adalah hari yang berarti karena hajatan sederhana bagi penggila musik Grunge akan terjadi.

Ya, memang, istilah Eastorsick baru didengungkan akhir-akhir ini. sebuah dekontruksi sekaligus penggabungan dari kata EAST, DISTORSI dan SICK. filosofis yang diimani menjadi sebuah kata yang bermakna bahwa Bandung Timur pun masih tetap hingar bingar pada musik yang gila, sakit, dan tentu saja mengGERUNG.

Adalah Acil, penggagas Eastorsick, dedengkot sekaligus penggila musik Grunge Bandung Timur. Ia bisa dibilang senior dan penggebrak dengan agama Grunge-nya yang kental. Ia merupakan misionaris pemurtadan bagi para pecinta musik biasa menjadi seorang pengGERUNG (Grunger – red) khususnya di Cibiru. Band-nya THE ALL INNOCENT (T.A.I) sudah banyak memakan asam garam dari tahun 90-an.

Beberapa bulan yang lalu Eastorsick telah sukses menggelar gigs dengan konsep Grungecoustik-nya. meski para pengGERUNG yang datang bisa dihitung jari, tapi ada sesuatu yang bisa diambil dari acara perdana yang digelar Eastorsick ini, yakni sebuah reuni pecinta musik Grunge dan tentu saja kebersamaan.

Untuk gigs kedua, Eastorsick Jam di gelar di MTF Rancaekek. Sebuah tempat yang dulu sering digunakan untuk acara-acara underground. Tempat yang asyik, kumuh namun menyatu dengan alam. Sebuah kolam, kandang ayam, gonggongan anjing, jemuran dan toilet bau mengitari Base Stage. Ini sangat keren sekali menurut saya. Grunge ternyata mencintai kesedarhanaan. Anti kemapanan. tak perlu alat-alat mahal dan bagus untuk mengGERUNG. Titik.

Saya dan teman-teman dari NOISE YOUTH mulai merapat dengan yang lain. Gila, semuanya berkumpul di acara sesederhana ini. Saya acungkan jempol pada para pengGERUNG khususnya dari Tasik yang bela-belain datang.

Gerimis mulai membasahi area. Para pengGERUNG bertepuk tangan pada setiap band yang tampil. Mata-mata mereka sudah memerah. Nafas bau alkohol lokalan. Sesekali mereka tertawa terbahak penuh apresiasi sambil melototi aksi SANGU BASHI, band asal Rancaekek yang digawangi Acuy dengan tangan kidalnya membuat para penGERUNG melongok.

Tapi lihatlah, ketika band MY WIFE ON FIRE asal Ujung Berung memacu adrenalin para pengGERUNG. gayanya yang khas. Permainan distorsi dan balutan sound effect yang minimalis namun tetap renyah membuat lagi-lagi para penggila Grunge tak menyesal untuk datang ke gigs ini.

Giliran NOISE YOUTH menggerung. Saya dan teman-teman mencoba meluapkan amarah lewat School dan Spank Thru. ini merupakan kebanggaan tersendiri buat NOISE YOUTH bisa tampil di tengah-tengah para penggerung. betul-betul luar biasa. kepuasaan mengalir meski tak ada persiapan sedikitpun.

Bicara Grunge, tak lepas dari alkohol. di tengah gaungan Breed yang digerungkan band NEGATIVE CREEP, para pengGERUNG menuangkan si jahanam Intisari dan minuman kaum miskin Tuak. Nuansa kebersamaan kembali terasa. Gelas demi gelas alkohol memutar seolah para pengGERUNG wajib menikmati minuman khas tersebut.

Suasana mulai memanas setelah WC UMUM unjuk gigi. salah satu dari para penggerung meloncat dan moshing ke tengah. Microhpone dan satu symbal pun jatuh. Si pemilik tempat sempat menegur agar jangan terlalu ricuh.

“kalem euy, kaleum euy, santai santai.”
“saha bieu!, saha bieu!”
“wah heunteu beh, bieu mah leueur, jadi ngadupak kana alat.”
“tong riweuh teuing, ieu alat nu batur soalna.”
“oke sip beh.”
“nyantai euy, kalem, kalem.”
“lanjut, lanjut, itung itung pemanasan weh,”

Mereka bertepuk tangan kembali. Kini besutan dari band NEVER UNPLUGGED menggeber Smells Like Teen Spirit. Sore merayap namun tetap hangat. Di sudut stage, ladies Grunge menghiasi pemandangan di tengah-tengah kegilaan para penggerung. Imut-imut, lucu dan menggemaskan. Celana pendek mereka kenakan. Ini betul betul pemandangan yang membuat suasana mencair dan genit.

Langit mulai menggelap. Sebentar lagi kumandang adzan maghrib segera tiba. Tinggal dua band yang tersisa. Sementara di stage lesehan para pengGERUNG tengah sibuk menutupi sound system dengan terpal. Rupanya air hujan mulai membasahi alat.

THE ALL INNOCENT (T.A.I) pun tampil. Para pengGERUNG merapat ke tengah. Mencoba menumpahkan naluri Grunge-nya. Mereka asik berebut microphone ketika T.A.I menggeber Tourettes dan lagu lainnya. Para pengGERUNG berteriak lepas loncat sana sini penuh amarah.

T.A.I berhasil membius penggila Grunge yang hadir. Ini seperti Seattle yang di pindahkan ke Rancaekek. Benar-benar suasana Grunge yang sangat kental. Tak perlu membahas tentang bagaimana cara mereka berpakaian, karena jeans robek, sweater dan kemeja panel sudah menjadi barang yang wajib bagi mereka kenakan.

Apalagi ketika band penutup, HEADSICK menawarkan lagi letupan keberisikannya lewat lagu Terroterial Pissing, para pengGERUNG semakin memuncak saja. Semua turun ikut scream dan berfogo ria. Kotor, keringat, becek tak jadi soal, asal mereka puas menikmati kerinduan yang sudah lama mereka pendam.

Adzan pun sudah berkumandang. Terlihat wajah-wajah para pengGERUNG benar benar enjoy, seolah mereka tak percaya acara sudah berakhir.

“hatur nuhun kasadayana, pokonamah tetap mengGERUNG weh,” kata Acil menutup acara.
“aing teu nyangka di Bandung timur aya barudak grunge, teu sia sia aing datang,” ucap salah satu dari mereka.
“tong wara baralik euy, ngariung heula sakeudeung,”
“heueuh nyarantai heula, foto-foto heula euy.”
“foto euy, foto euy.”
“anjing di foto, aing ngiluan euy.”
Pesta grunge pun berakhir. Pesta yang sangat sederhana. Pesta orang-orang yang rindu akan distorsi gila dan kumuh. Terima kasih EASTORSICK, T.A.I, SANGU BASHI, RIEUT, NEVER UNPLUGGED, MY WIFE ON FIRE, NEGATIVE CREEP, HEADSICK. Terima kasih GRUNGE.

I love my self and I don’t want to die. Viva La GRUNGE. Big Huge from NOISEYOUTH

Voiceless in my room, 04 Desember 2010

Label:

3 Komentar:

Anonymous indah sekali mengatakan...

titip salam bwt HEADSICK. tolong sampein, sayah rikwes gmn klo namanya diganti jadi NYERISIRAH. lebih seksih kayaknya...

9 Februari 2011 pukul 18.16  
Blogger arman mengatakan...

mantaaaaaaaaaaaaaaaaaaabh...
saya neupikeun ka molohok macana...
lanjutkan lah....
salam GRUNGE x_X
truslah membakar dan jangan memudar kang...

11 September 2011 pukul 02.13  
Anonymous eastorsick mengatakan...

Segera launching http://eastorsick.hol.es/

Respect, Unity and menGERUNG!!

31 Juli 2015 pukul 00.46  

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda