Minggu, 14 Juli 2013

Mengintip Timun Mas Era Modern

Panggung berukuran 22 x 11 meter itu berdiri tegak. Background setting sengaja dibuat polos. Dua panggung kecil berdiri di sebelah kanan dan kiri panggung utama, gunanya untuk menggambarkan tiga setting di atas satu panggung. Namun, sesekali background polos situ berubah menjadi latar yang sesuai dengan setiap adegan.

Adegan pertama, di sebuah kerajaan, sang raja (Chandra Satria) dan ratu (Nola Be3) tengah berbahagia menyambut kelahiran seorang putri pertama yang telah lama dinantikan. Akan tetapi kakak sang raja, Bude Thami (Ria Irawan) tidak menyambut baik kedatangan anak mereka. Bude Thami yang sudah memiliki anak bernama Mawar (Naura) merasa terancam jika anaknya kelak tidak akan menerima tahta kerajaan setelah kelahiran bayi tersebut.

Melihat hal itu, Bude Thami yang memiliki watak jahat mengadu kepada pemimpin kegelapan bernama Miss Mirrorski (Maera). Dia menyuruh bayi sang raja diculik melalui anak buahnya sang serigala bernama Wolfie (Indra Birowo). Setelah berhasil diculik Wolfie, sang bayi disembunyikan melalui timun raksasa di sebuah sungai. Namun, justru bayi tersebut selamat karena ditemukan oleh empat wanita baik. Sang bayi akhirnya dibesarkan oleh mereka hingga beranjak dewasa.

Setelah 17 tahun, sang anak diberi nama Timun Mas oleh keempat ibu tersebut. Mereka sangat mencintai Timun Mas yang cantik. Begitu pun sebaliknya, Timun menyayangi ibu asuh mereka, meski seringkali menanyakan di mana ibu kandungnya berada.

Sementara kesedihan sang raja dan ratu masih terus berkecamuk dalam diri mereka. Keduanya masih terus terbayang-bayangi oleh sosok sang puteri kesayangan. Akan tetapi sebuah kabar seketika beredar jika sang puteri masih hidup dan berada di sebuah desa. Dengan segera sang raja memerintahkan anak buahnya untuk memastikan keberadaan anaknya.

Kabar gembira kerajaan tersebut tidak sengaja terdengar oleh Bude Thami, seketika para gerombolan jahat mengadakan sebuah penghentian rencana kerajaan untuk mencari sang anak yang telah hilang. Konflik cerita dimulai. Peperangan antara golongan baik dan jahat terjadi. Beruntung karena Timun Mas memiliki beberapa jurus dan kesaktian yang diberikan oleh beberapa burung temannya di hutan, Timun Mas bisa mengalahkan kejahatan Bude Thami, Miss Mirrorski dan Wolfie. Timun Mas pun akhirnya bertemu dengan kedua orang tua tercinta.

Timun Mas sendiri merupakan pertunjukan yang diambil dari cerita rakyat secara turun temurun. Melalui arahan sutradara Rama Soeprapto, pertunjukan drama musikal Timun Mas diramu dengan mengusung teknologi moderen. Efek tata lampu, properti panggung dan musik orkestra sebagai musik pengiring yang menampilkan suguhan baru kepada penonton.

Rama mengatakan dirinya ingin mempersembahkan sebuah pertunjukan dengan mengusung unsur drama, komedi, edukasi dan alur cerita berbeda dengan memberikan nuansa segar. Dengan hal tersebut diharapkan legenda Indonesia bisa terangkat dan hidup kembali. "Namun saya tetap mempertahankan unsur cerita aslinya di drama musikal ini," katanya.

Dalam setiap adegan pertunjukan musikal yang digelar di Istora Senayan Jakarta 29-30 Juni 2013 ini, aksesori yang dihadirkan terkesan cukup megah dan mewah. Berbagai latar kerajaan dengan teknologi digital video mapping begitu mudah berganti di background panggung. Pertunjukan ini membuat penonton seolah berada langsung menyaksikan kehidupan sebuah kerajaan. Pada adegan lain seperti di hutan dan perkampungan, video mapping cukup memudahkan imajinasi penonton terlibat dalam adegan tersebut.

Pada drama musikal ini kita bisa dilihat juga saat masing-masing adegan dimainkan. Rama cukup berhasil menyajikan tiga unsur cerita, musik dan visual yang baik kepada penonton. Meskipun sebenarnya, ada sedikit yang kurang mengesankan dalam tata lampu yang terkadang kurang tepat disorotkan terhadap objek tokoh.

Ketiga unsur ini yang membuat pertunjukan biasa seolah menjadi luar biasa. Padahal ceritanya memang cukup sederhana yang notabene diperuntukan untuk anak-anak. Tetapi dalam kemasan apik, hal itu justru mampu menutup kekurangan-kekurangan di atas panggung. Bahkan jika dicermati, pertunjukan drama musikal Timun Mas ini seakan ingin mengedepankan video mapping dan unsur musikalitas yang lebih dominan.

Rama mengaku, pertunjukan yang diimpikan selama lima tahun ini akhirnya bisa tercapai dengan berhasil. Dia seselektif mungkin memilih para pemain yang tentunya memiliki karakter vokal cukup mumpuni. Apalagi sound sebesar 20.000 watt yang dihadirkan cukup mendukung dan bisa membuat efek dramatis pertunjukan lebih berkesan. “Proses seleksi para pemain dan vokal kami lakukan sebaik mungkin,” ujarnya.

0 Komentar:

Posting Komentar

isi komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda