Selasa, 05 November 2013

Makan di Bulgogi Brothers Saja

Meja makan itu berkapasitas lima orang. Di tengahnya ada kompor elektrik untuk memasak, barbeque atau sekadar memanaskan makanan. Empat lembar katalog menu makanan tersimpan dengan gambar menu yang menggugah selera. Di meja lain, ada yang berkapasitas dua dan empat orang.

Empat orang jurnalis yang semeja dengan saya sibuk mengetik menggunakan gajet. Mereka menyimak obrolan artis Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair dan Chandra Supandi dari ChasWood Resources yang tengah melangsungkan konferensi pers. Ketiga orang ini merupakan pemilik Bulgogi Brothers, restoran yang khusus menyajikan masakan Korea.

Untuk kali pertama, Bulgogi Brothers hadir di Jakarta. Tepatnya di kawasan pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue, Kuningan. Nicky Putri, 22, jurnalis sebuah majalah di Jakarta mengatakan senang dengan kehadiran restoran tersebut. Pasalnya, dia merupakan salah satu pecinta musik Korea (K-Pop) serta penggemar masakan berbau Korea.

Pertengahan Oktober lalu, saya, Nicky dan puluhan rekan jurnalis lainnya mendapat kesempatan mencicipi hidangan Korea yang ditawarkan. Bulgogi Brothers memberikan menu pembuka dengan menawarkan Oksusupang atau roti jagung. Makanan ini lezat dan gurih untuk di santap. Ditambah, suasana restoran yang khas dengan ornamen dan aksesori Korea.

Menu andalan di Bulgogi Brothers terdapat 40 jenis varian. Ini merupakan kesempatan bagi para pecinta masakan Korea untuk mencoba mengeksplorasi rasa Korean Food.

Ketika mencicipi Seafood Pancake dengan ditaburi saos pajeon, saya merasakan lezatnya masakan Korea. Makanan ini dibuat dari tepung, telur, udang dan kerang. Bumbu yang diracik menyerap hingga ke dasar permukaan udang dan kerang. Rasanya gurih. Dagingnya renyah dan tidak liat. Sementara air kuahnya wangi hingga menusuk hidung. "Ini harganya sekitar Rp80.000," tutur pelayan ketika menghidangkan.

Sehabis Seafod Pancake, pelayan menyajikan Bulgogi Bibimbap, salah satu menu andalan Bulgogi Brothers. Masakan ini terbuat dari wortel, timun Jepang, lobak, bayam, toge dan jenis sayuran lainnya. Saya pikir ini adalah menu jawara dari Bulgogi Brothers. Harga satu porsi mencapai Rp100.000. Tetapi, menu ini hanyalah makanan pembuka kedua yang ditawarkan restoran. "Wow... enak banget ini. Saya suka sekali dengan sayuran," kata Nicky antusias. Rekan jurnalis lain hanya bisa senyum dan fokus menyantap makanan.

Bulgogi Brothers merupakan restoran franchise yang tersebar di sejumlah negara. Bunga Citra Lestari dan Ashraf Sinclair menangkap peluang usaha restoran Korea ini cukup menjanjikan. Ashraf sendiri sebelumnya sudah membuka restoran serupa di negara kelahirannya, Malaysia.

Alasan Ashraf dan Bunga terjun di bisnis restoran Korea lantaran membaca potensi yang cukup besar. Mereka mengatakan penggemar masakan dan musik Korea di Indonesia saat ini tengah menjadi tren tersendiri. Mereka optimistis bisnis tersebut akan sukses.

Ashraf menjelaskan, dia sangat menyukai salah satu jenis menu unggulan yakni Bulgogi Spesial. Masakan ini terbuat dari daging sapi impor, ubi, daun bawang, dan pumpkin. Saya sendiri menyaksikan langsung proses pembuatan Bulgogi Spesial ini. Ternyata, pelanggan dimanjakan dengan aksi pelayan yang memasak langsung di meja.

Awalnya, pelayan memasukan ubi dan daging sapi ke dalam penggorengan. Daging yang diolah diracik dengan bumbu pilihan. Sehingga, ketika dimasukan ke dalam perapian, aromanya tercium. Gurih. Dan membuat pelanggan tak sabar untuk segera menyantapnya. Dalam beberapa menit, Bulgogi Spesial siap untuk dinikmati.

Dan, memang, rasa Bulgogi Spesial ini benar-benar lezat. Rasa daging yang dimasak begitu renyah. Cara memasaknya pas. Tidak terlalu mentah dan gosong. Sehingga ketika dikunyah, bumbu daging yang meresap terus terasa. Sekedar masukan saja, menyantap Bulgogi Spesial akan sangat sempurna jika disantap dengan menu Chadol Doenjang Jjigae, salah satu menu andalan lainnya. Menu ini terbuat dari tahu, daun bawang dan soya bean. Harganya pun lebih murah, hanya Rp100.000 dibandingkan Bulgogi Spesial Rp250.000.

Sementara untuk minuman yang direkomendasikan, Anda harus mencoba Apple Juice dan Bulgogi Hotpop. Kedua minuman ini memiliki rasa berbeda dibandingkan minuman serupa di tempat lain. Penasaran? Coba saja, sebelum kehabisan tempat. Pasalnya, Bulgogi Brother hanya berkapasitas untuk 100 orang.

Label:

Ini Namanya Oral Seks

Selasa malam pada pekan ini, gerimis membasahi kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Saya duduk meneduhkan diri di sebuah convention store sembari menghangatkan tubuh dengan menyeruput segelas kopi. Hujan turun cukup deras sejak sore. Jalanan becek membuat lalu lintas macet.

Tepat sekitar pukul 18.53, suara khas blackberry messenger (BBM) berbunyi sebagai tanda pesan masuk. "Bray cageur? (Teman, apa kabar, sehat?)" dalam pesan tersebut. Ternyata, sapaan itu datang dari kawan lama saya, Rahmat Pujianto—bukan nama sebenarnya. "Alhamdulillah, pangersa?" (Alhamdulillah sehat, Anda sendiri?) Jawab saya. Kami pun larut dalam percakapan ke sana ke mari.

Rahmat Pujianto adalah kawan saya ketika masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Gaya bicaranya cepat. Dulu, Perawakannya kurus. Tetapi saat ini, badannya mulai gemukan. Maklum, dia kini sudah menyandang gelar suami. Juni lalu dia menikah dengan seorang perempuan pujaannya.

Pujianto, begitu dia disapa kini menetap di kota kelahirannya, Sukabumi Jawa Barat. Selepas rampung kuliah pada 2010, dia bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia cabang Sukabumi. Terakhir kali saya bertemu dia pada akhir Januari tahun ini. Saya kaget, dia berubah drastis. Jika dulu ketika di kampus dia adalah mahasiswa nakal, liar dan bengal, terakhir saya lihat dia menjadi lebih dewasa.

Setelah percakapan melalui BBM itu, saya langsung telepon dia. Kami berbicara tentang kesibukan masing-masing. Sesekali menanyakan kabar rekan lain satu angkatan di kampus. Dan, sekadar iseng, saya sentil kembali pengalaman nakal dia sewaktu bercerita tentang hubungannya dengan seorang gadis SMA.

Dia pernah mengatakan bahwa dengan gadis tersebut punya pengalaman melakukan hubungan oral seks di mobil ketika bepergian ke suatu tempat. Sontak, dia pun tertawa terbahak mengenang kejadian itu. Karena, katanya selepas kejadian tersebut mobil yang dikendarai mendadak mati dan harus dibawa ke bengkel.

Dia menjelaskan ketika setelah menikah pun, kebiasaan oral seks yang disenanginya kerap dilakukan bersama istri. Pujianto melakukan hal untuk merangsang gairah seksnya sebelum penetrasi. Menurutnya, dengan melakukan oral seks terlebih dahulu, hubungan akan lebih bergairah dan menantang. "Tetapi ke sini, ke sini, kami jarang melakukan [oral seks]. Itu hanya alternatif saja jika kami butuh variasi dalam berhubungan," katanya kepada Bisnis.

Oral seks memang diyakini mampu memberikan rangsangan hubungan intim. Pasangan yang melakukan oral seks biasanya dilakukan sebelum hubungan di mulai. Tetapi terkadang dilakukan saat pertengahan bahkan ketika salah seorang menikmati puncak dalam berhubungan.

Efnie Indrianie, psikolog dari Universitas Maranata mengatakan oral seks merupakan sebuah kegiatan yang kerap dilakukan sebagai rasa trust atau saling percaya sebuah pasangan. Jika pasangan tersebut melakukan oral seks dalam setiap berhubungan intim, keduanya dinilai sebagai pasangan yang saling mencintai.

Ini pula berlaku bagi pasangan yang belum berkomitmen atau menikah. Ketika masih dalam masa pacaran, jika pasangan tersebut melakukan oral seks, maka nilai kesetiaan keduanya sudah teruji. "Ada juga pasangan belum menikah yang melakukan oral seks untuk menghindari kehamilan," katanya.

Oral seks sejatinya dilakukan ketika seorang lelaki memberikan sentuhan terhadap vagina perempuan dengan mulut atau lidah. Ketika melakukan oral seks, nilai jorok, jijik dan negatif lainnya cenderung diabaikan. Sewaktu pasangan melakukan, lanjutnya, mereka jarang memperhatikan dampak kesehatan yang akan terjadi. Keduanya sudah masuk ke dalam gairah seksual yang kuat.

"Tetapi, jika oral seks terjadi bukan hanya pada pasangan, misalnya dengan perempuan lain [wanita tuna susila], itu bukan masuknya bukan karena masalah trust lagi, tapi hanya sebatas having fun dan kenikmatan saja," katanya.

Dalam penelitian yang dilakukan Klinikal Psikologis Bidang Seks, Efnie menuturkan hampir 80% perempuan di dunia bersedia melakukan oral seks. Sisanya sebanyak 20% mengatakan tidak pasti. Meskipun untuk kalangan adat Timur, lanjutnya, oral seks banyak dinilai sebagai kegiatan yang menyalahi norma adat ketimuran.

Sementara itu, spesialis urologi dari RS. Asri Jakarta Nur Rasyid mengatakan dampak dari oral seks cukup berbahaya bagi kesehatan sebuah pasangan. Dalam tubuh manusia, katanya, sedikitnya ada dua kuman yaitu gram positif dan gram negatif.

Kuman gram positif biasanya terletak pada mulut. Sementara gram negatif berada pada saluran kencing manusia. Jika sebuah pasangan melakukan oral seks, maka kuman gram positif berpotensi menempel pada vagina perempuan. Efeknya akan menimbulkan bakteri pada vagina. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jika salah satu dari pasangan tersebut berpenyakit HIV, akan menular melalu sentuhan mulut.

“Yang lebih parah lagi, jika ketika melakukan oral seks baik lelaki dan perempuannya tidak bersih, maka akan berpotensi terserang stafilokokus atau sebuah infeksi pada kulit yang bisa menyebabkan kematian,” paparnya.

Stafilokokus bekerja dan mampu menginfeksi kulit. Penyakit ini menimbulkan nanah yang menjalar hingga ke permukaan kulit. Ketika nanah tersebut pecah, air kotor akan mengalir di atas kulit. Jika tidak ditindak lanjuti secara cepat, maka infeksi ini akan semakin parah menyerang.

Dia menambahkan meskipun kebanyakan orang mengatakan bahwa kegiatan oral seks mengasyikan, tetapi dari segi kesehatan tidak memiliki unsur manfaat sama sekali. Oral seks hanya bisa memicu rangsangan seks sebuah pasangan lebih bergairah saja. “Tetapi risiko yang ditimbulkan lebih banyak dibandingkan manfaat yang diambil,” paparnya.

Untuk itu, tak heran jika Pujianto sudah jarang melakukan oral seks bersama istrinya. Selain sudah memiliki dan menemukan rangsangan seks tersendiri sebagai pemanasan, dia tengah mencoba untuk mengurangi aktivitas seksualnya. “Maklum, istri lagi hamil. Kasihan takut kecapekan,” paparnya dengan tawa yang mengembang di ujung telepon.

Label:

Ada Racun Cinta

Tiga tahun lalu, Yuga Himawan pernah gigit jari ketika berniat memborong kaos yang paling disukainya. Dia menilai Gambar kaos yang diburu sangat unik dan jarang didapat di pasaran. Dia menyesal menunda pembelian ketika kaos tersebut dipromosikan melalui jejaring sosial.

“Saya pikir masih banyak stok yang tersedia. Eh, pas datang ke tempat pameran barangnya sudah habis. Padahal saya mau memborong banyak,” katanya kepada Bisnis.

Kaos yang dimaksud Yuga adalah produk sebuah clothing, Racun Cinta. Unik memang, di tengah menjamurnya clothing dengan nama berbau kebarat-baratan, Racun Cinta seolah menjadi antithesis brand kaos yang ada. Sang pemilik, Bayu Wuri Andhika sengaja menamakan Racun Cinta dengan alasan mudah didengar dan diingat orang. Alasan lain, mereka ingin memberikan virus positif dengan menebarkan cinta untuk manusia dan lingkungan.

Ternyata, pengalaman kehabisan kaos bukan hanya diderita Yuga. Di jejaring sosial Facebook dan Twitter Racun Cinta, banyak orang merasakan hal sama. Tak sedikit para pelanggan Racun Cinta menyayangkan terbatasnya produk clothing tersebut.

Namun, itulah konsep yang sengaja dibuat Bayu. Dia ingin menciptakan trademark sendiri untuk clothing yang dirintis pada 2009 itu bersama istrinya, Nurrani Mustikawati. Dengan membuat konsep limited edition, pelanggan yang dia namakan Petani Kota, akan mempunyai kepuasaan dan kebanggan ketika memakainya.

Bayu masih ingat betul ketika kali pertama menggagas bisnis yang digarapnya. Berawal dari hobi menggambar dan corat-coret di berbagai medium, dia terbesit untuk menuangkan desainnya pada sebuah kaos. “Pertama kali saya membuat kaos dengan desain tangan sendiri. Gak nyangka banyak teman-teman yang suka,” katanya.

Bayu dan Rani, sapaan istrinya, merupakan lulusan desainer grafis di sebuah kampus di Jakarta. Ketika masih duduk di bangku kuliah, keduanya gemar membuat desain. Otak keduanya kemudian jauh menerawang untuk menciptakan bisnis kecil-kecilan. Sebagai langkah coba-coba, mereka membuat dua desain kaos bertema propaganda sebanyak dua lusin. Selepas beredar di kalangan teman-temannya, kaos yang dijual laris manis.

Bakat bisnis yang dimiliki Bayu maupun Rani memang tak seberapa. Keduanya tidak pernah memiliki pengalaman berbisnis sebelumnya. Tetapi, dengan tekad kuat, Racun Cinta akhirnya mulai berproduksi. Pemasaran yang dilakukan awalnya hanya melalui jejaring sosial. Setelah permintaan melonjak, Racun Cinta membuka sebuah toko di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan pada 2010. “Toko hanya untuk memudahkan pembelian saja,” katanya.

Kaos produk Racun Cinta tidak diproduksi secara masiv seperti clothing pada umumnya. Alasan Bayu menekuni bisnis ini bukan hanya untuk mencari keuntungan semata. Tetapi ada misi lain yang ingin disampaikan ke publik luas.

Tak heran, jika setiap desain kaos Racun Cinta memiliki tema semangat perubahan, lingkungan, nasionalisme dan cinta budaya Indonesia. Dan, poin penting dari Racun Cinta yaitu desain yang dibuat dengan tangan sendiri. “Saya dan istri senang gambar dan corat-coret. Jika ada waktu luang, kami gambar apa saja di kertas, jika bagus kami perhalus di komputer, lalu dituangkan untuk desain kaos,” katanya.

Produk Racun Cinta terbit sebulan sekali. Jika awal pertama hanya membuat dua desain, kini per bulannya bisa sampai merilis 15 desain dengan masing-masing desain diproduksi 15 pcs. Jika setiap desain habis terjual, Racun Cinta tidak memproduksi ulang. Desain yang dibuat pun tak jauh dari gambar hewan, petani, hingga gambar fenomena keseharian. 

Bayu sendiri tidak memiliki panutan desainer dalam inspirasi menggamabarnya. Dia hanya terinspirasi buku-buku bertema anak yang teronggok di sudut perpustakaan. Terkadang, dia cukup ngobrol dengan orang yang ditemui di jalan. Pedagang, pengemis hingga tukang bangunan merupakan inspirasi dasarnya.

Dari hasil obrolan tersebut, katanya, gagasan untuk membuat desain kerap muncul begitu saja. Kekuatan imajinasi yang dirangkum dalam percakapan dengan orang biasa, sering merangsang otaknya untuk diterjemahkan ke dalam sebuah gambar. Di luar itu, merupakan kepuasaan tersendiri bagi Bayu untuk menyalurkan bakat menggambarnya ke dalam kaos.

Konsep limited edition produk Racun Cinta adalah harga mati. Sekalipun banyak pelanggan memproduksi ulang desain yang pernah dirilis, Racun Cinta tidak akan mengabulkan. Namun begitu, pertimbangan harga yang dijual ke pasar tidak jauh beda dengan clothing lain. setiap produk yang dijual bisa didapat seharga Rp100.000-Rp265.000.

Ekspansi bisnis Racun Cinta bukan hanya di kaos saja. Beragam produk pakaian yang tersedia seperti kemeja batik, syal, hingga topi kini sudah tersedia. Bahkan, di toko yang terletak di kawasan Bintaro Utama J3 No 12 Jakarta Selatan itu menyediakan aksesori. 

Pemasaran

Clothing Racun Cinta memang berkembang dan dikenal luas melalui pasar online. Bayu membagi tugas bersama Rani, sang istri untuk membesarkan usaha. Untuk pembukuan dan pemasaran, Rani diberi wewenang penuh. Bayu sendiri kini lebih menggarap desain dan mengawasi toko. Maklum, setelah bisnisnya maju, Bayu mengajak Yuga, seorang penjaga toko yang dulunya merupakan pelanggan berat Racun Cinta. Sementara, bagian produksi dilakukan di rumahnya yang tak jauh dari lokasi toko. Dia mengajak kerabat dan rekannya yang mahir menyablon dan menjahit.

Konsep unik yang dilakukan Racun Cinta untuk memperkenalkan produknya yaitu dengan musik perkusi. Setiap kali melakukan pameran, Bayu selalu mengajak teman musisi untuk unjuk gigi di tepat di depan booth. “Dengan begitu, lambat laun perkusi menjadi ciri khas kami. Jadi, jika disetiap pameran clothing ada suara berisik perkusi, artiya, di situ kami ada,” katanya.

Bayu mengklaim, strategi pemasaran yang dilakukan sejauh ini ternyata cukup berhasil mendongkrak penjualan. Terbukti, banyak para Petani Kota yang berbelanja baik melalui online maupun datang langsung ke toko. Meskipun tidak terlalu besar, tetapi progress penjualan setiap harinya terus meningkat. Apalagi, paparnya, pada waktu weekend, penjualan bisa naik berlipat dibandingkan hari biasa.

Bahkan, dengan melihat peluang besar tersebut, Bayu berencana membuka cabang di beberapa kota besar. Dia memiliki angan-angan untuk membuka cabang Racun Cinta pertama di Bali. Tetapi, untuk saat ini, niat tersebut masih tersendat oleh beberapa kendala. “Niat buka toko baru pasti ada. Tetapi nanti setelah kami benar-benar matang,” paparnya.

Label:

Menafsir Banten

Barangkali, pelukis Tato Kastareja punya alasan tersendiri mengapa dalam lukisan berjudul Bagian Idialek Banten membubuhkan dominasi wajah Rano Karno. Dalam lukisan yang tertuang pada cat minyak di atas kanvas, dibuat pada 2013 itu, menggambarkan sejumlah warga Baduy, Banten tengah berjalan dengan mengenakan pakaian adat. Lainnya menggambarkan beberapa orang tengah memperlihatkan aksi seni tradisi Banten, debus. 

Lukisan berukuran 200 x 150 cm itu merupakan salah satu karya Tato yang dipajang pada pameran Ieu Kula: Mata Batin Banten di Galeri Nasional Indonesia pada 22 Oktober 2013—4 November 2013. 

Seperti diketahui, pemeran sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu merupakan Wakil Gubernur Provinsi Banten periode 2012-2017. Banten, kawasan yang berada di bawah kuasanya merupakan salah satu provinsi yang memiliki kultur dan tradisi kuat. 

Nama Suku Baduy misalnya, tak bisa dipisahkan dari Banten yang pada 2000 memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat. Konon, warga Baduy sangat mempertahankan tradisi dan tidak mau banyak diatur oleh kebijakan-kebijakan pemerintah setempat. Sekedar contoh, sebagian dari mereka tidak mau membuat kartu tanda penduduk (KTP) karena dinilai tidak bermanfaat untuk kelangsungan hidup mereka.

Tampaknya, Tato ingin merelasikan antara figur pemimpin dengan warga Baduy menjadi sebuah gagasan estetika seninya. Dalam lukisan tersebut, wajah Rano diekspresikan pelukis seolah tengah memikirkan kondisi Banten saat ini. Sorot mata Rano yang tajam memberi kesan publik bahwa dia menyimpan sejumlah persoalan.

Pameran seni rupa Ieu Kula dibuka langsung oleh Rano Karno pada 22 Oktober 2013 malam. Pameran menghadirkan 51 seniman antara lain pelukis, pematung dan fotografer yang tergabung dalam Lembaga Pengembangan Seni Rupa Banten (LPSB). Total karya lukis, fotografi dan instalasi yang dipajang sebanyak 153 karya.

Pameran Ieu Kula diambil dari bahasa Sunda berarti Ini Aku atau juga bisa diartikan Ini Kami dan Ini Kita. Digelarnya pameran Ieu Kula sekaligus mewujudkan eksistensi para perupa asal Banten di kancah nasional.

Menjadi sangat menarik jika memperhatikan pameran Ieu Kula ini dengan seksama. Tema yang diangkat setiap seniman memiliki benang merah masing-masing. Karakter yang diciptakan mengangkat satu tema, yakni Banten. Lukisan karya Azis Winasis berjudul Kula Budak Baduy (minyak di atas kanvas, 120 x 90 cm, 2013) misalnya, berhasil menangkap potret keseharian warga Baduy.

Lukisan itu menggambarkan seorang anak kecil tengah menggendong bocah. Azis, pelukis kelahiran Tangerang, Banten berhasil menyuguhkan pesan kuat yang terpancar dalam bola mata kedua anak tersebut. Pemilihan warna kulit dan pakaian yang dikenakan kedua anak itu pun sangat erat dengan karakter warga Baduy pada umumnya.

Pesan serupa juga ingin disampaikan pada lukisan karya Achdi Gunawan berjudul Gurat Bahari (cat minyak di atas kanvas, 190 x 130 cm, 2013). Achdi menggoreskan kuasnya dengan menggambarkan wajah seorang nelayan tua. Kerutan di pipi lelaki tua begitu kuat dan detail sehingga jika dilihat dari jauh, lukisan ini seperti sebuah potret yang diabadikan melalui kamera. 

Namun, Achdi memfokuskan lukisan ini pada kedua mata nelayan tua tersebut. Kedua bola matanya, tampak bayangan bendera merah putih. Dengan berkaca-kaca, kedua mata itu terus menatap bendera sebagai lambang kebesaran negara Indonesia. Secara tidak langsung mata nelayan berbicara pemerintah setempat hingga saat ini belum bisa mensejahterakan kaum nelayan.

Sekedar catatan, pameran Ieu Kula ini diklaim sebagai pameran terbesar yang pernah dilakukan LPSB. Sebelumnya, para seniman banyak melakukan pameran lokal di sejumlah tempat kesenian baik di Banten maupun di tempat lain. Bahkan, pameran ini sudah digagas tiga tahun sebelumnya. “Proses seleksi ketat menjadi daya tarik tersendiri bagi seniman yang ingin tampil dalam pameran tersebut,” ujar Q’bro Pandam, salah satu pelukis ketika ditemui di ruang pameran.

Namun, hasil seleksi tersebut ternyata memang tidak sia-sia. Meskipun notabene para seniman yang ikut andil dalam pameran tidak begitu populer, tetapi karya-karya yang ditampilkan patut diacungi jempol. Karya yang dihadirkan tidak kalah bagus dari karya pelukis kesohor sekali pun. Sebagai contoh, lukisan karya A. Muhsoni berjudul Menikmati Perjalanan (cat minyak di atas kanvas, 100 x 140 cm, 2013).

Lukisan Menikmati Perjalanan ini sangat menarik. Sepertinya A. Muhsoni begitu memperhatikan setiap detail yang dituangkan dalam karyanya. Detail-detail ini bisa terlihat dari cara pelukis menggoreskan lantai kendaraan, tali pengikat pintu, dan wajah keempat orang Baduy tersebut. Sementara, goresan pemandangan seperti awan dan warna tanah membuat lukisan ini seperti hidup dan berkesan nyata. Dan, yang lebih menarik lagi, A. Muhsoni berhasil menciptakan imaji khalayak dengan menuangkan sedikit bayangan penumpang yang duduk di depan bersama sopir.

Pelukis lain, Wita Delvi, dalam lukisannya berjudul Belajar Rebana (akrilik di atas kanvas, 120 x 100 cm, 2013) menggambarkan lima perempuan mengenakan jilbab sambil memegang alat musik Rebana. Musik Rebana merupakan seni tradisi bernafaskan Islam yang berkembang di wilayah Banten.

Selain menampilkan lukisan, pameran Ieu Kula juga memajang karya instalasi dari Erwin Tri Hendarto berjudul Studi Jembatan Selat Sunda. Karya ini dibuat pada 2013 dengan bahan kayu palet berukuran 555 x 127 x 90 cm. Karya ini juga membubuhkan cat minyak pada bagian kayu. Sementara dibawah miniatur jembatan ini, Erwin sengaja menabur pasir untuk menggambarkan beton bangunan.

Menariknya, Erwin membubuhkan ratusan sendok makan bercat merah yang ditancapkan pada bagian kayu tersebut. Pemakaian sendok merupakan simbol ketertindasan warga Banten atas proyek yang diwacanakan berpuluh tahun silam itu.

Instalasi lain berjudul Cross the Culture karya Q’bro Pandam dibuat dengan penuh emosi dan kritikan pedas. Instalasi terbuat dari kayu palet, stenlis, serat dan kain khas Baduy menyimbolkan tentang perubahan budaya yang terjadi di Banten.

Penancapan stenlis di atas kayu yang menyilang merupakan simbol ancaman bagi warga Banten sendiri. Sementara, pemilihan kayu palet dimaknai sebagai kerendahan hati warga Banten yang diam-diam terkikis zaman. “Saya menambahkan ornament headset dalam instalasi ini sebagai tanda zaman moderen sedang menggerogoti Banten, khususnya suku Baduy,” katanya. 

Namun, dari sejumlah seniman yang menyampaikan suara hatinya melalui lukisan dan instalasi, fotografer TB. Achmad Maulana berhasil menangkap eksotika wahana kekayaan Banten melalui jepretan foto berjudul Blue Sky of Sawarna, (digital print 120 x 80 cm, 2013). Pantai Sawarna merupakan salah satu aset wisata terbaik yang dimiliki Banten.

Tak heran jika Kuss Indarto, sebagai kurator pameran Ieu Kula dalam catatannya mengatakan setiap seniman ingin memperlihatkan karya dengan sederhana kepada publik, yang sekaligus pertanyaan terhadap diri sendiri. "Membincangkan perihal identitas adalah membincangkan tentang sikap rindu dan dendam yang tak berkesudahan. Kadang dicaci, kadang dimaki," katanya.



Label:

Alin dan Asam Lambung

Pertengahan September lalu, ada satu hal yang membuat Alin Imani menderita. Perutnya seperti ditusuk-tusuk benda tajam. Dia menangis sejadinya. Asam lambungnya naik hingga dia muntah-muntah.

Awalnya, Alin merasa mual setiap kali stress menghadang. Dia kehilangan selera makan yang menyebabkan kondisi tubuh ambruk. Alin pun dilarikan ke dokter. Setelah didiagnosa, bukan hanya asam lambungnya yang parah. Dokter bahkan memeriksa hingga ke bagian atas, bawah, kanan dan kiri lambung. Penderitaan ini adalah paling parah sejak dia menderita mag di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

September adalah bulan yang membuat pikirannya berkecamuk. Tugas akhir sebagai mahasiswa terus menghantui. Skripsinya tak pernah kelar setelah dikerjakan beberapa bulan. Jangankan selesai, melihat rentetan teks di layar laptop pun sudah membuatnya stress. Dan, inilah penyebab asam lambungnya semakin parah. Hingga akhirnya dia harus istirahat sebulan penuh menunda skripsinya tuntas dikerjakan.
 
Alin, begitu dia disapa adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi di Bandung. Dia sadar betul jika pikirannya tengah memikirkan sesuatu, stress datang dan mulai menyerang asam lambung. Namun, apa daya dia hanya pasrah menerima keadaan.

Memang, gadis berusia 22 tahun itu bisa dibilang ngeyel untuk urusan makan. Nafsu makannya tidak segarang beberapa temannya. "Pola makan saya memang tidak teratur," paparnya ketika dihubungi Bisnis. "Inilah yang menyebabkan saya terus menderita asam lambung. Bahkan pada September kondisinya parah banget sampai berat badan turun 2 kg."

Azhari Gani, spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan gejala asam lambung diawali dengan mual dan kembung yang menyebabkan nyeri di ulu hati. Penderita asam lambung terkadang merasa pusing, lemas dan membuat nafsu makan semakin berkurang.

Dia mengamini jika penyebab naiknya asam lambung dikarenakan penderita banyak pikiran yang menyebabkan stress berat. Namun, katanya, yang lebih sering dialami penderita yakni disebabkan oleh makanan pedas dan buah-buahan rasa asam yang dikonsumsi. Azhari menuturkan jika beberapa penyebab tersebut mampu memicu iritasi pada lambung dan menimbulkan peradangan.

"Yang unik adalah penderita ketika mengalami stress. Saat pikiran fokus terhadap sesuatu, si penderita akan merasa perih pada lambung. Dan ini biasanya terjadi pada kalangan menengah. Mereka stress dikejar target pekerjaan," paparnya.

Dia menjelaskan, jika pencegahan penyakit asam lambung mudah dan sederhana. Penderita cukup menjauhi makanan pedas dan asam yang menimbulkan asam lambung naik. Karena, lanjutnya, kedua jenis makanan tersebut sangat sensitif memicu lambung perih.

Menurutnya, ada beberapa obat tradisional yang manjur mengurangi rasa perih di lambung. Salah satunya yaitu rebusan kunyit yang dikonsumsi dengan sajian hangat. Namun, Azhari lebih menganjurkan agar penderita lebih memilih pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

Alin sendiri, setelah dibawa ke dokter, kondisinya mulai membaik. Setiap kali hendak mengonsumsi makanan, terlebih dahulu dia meminum obat suspensi atau sebuah obat untuk menetralisir asam pada lambung. Baru setelah 15 menit kemudian, dia bebas mengonsumsi makanan yang disukai.

Dia paham benar, apa yang telah dikonsumsinya sebelum kondisi parah terjadi, membuat efek fatal terhadap kondisi tubuh. Dia kini rela menjauhi makanan pedas yang disukainya. Bahkan, dokter menyarankan agar dia menjauhi sayuran seperti kol, brokoli dan ubi yang memiliki kandungan gas dan bisa menyebabkan asam lambung naik.

Namun yang terpenting bagi Alin, stress kini tidak akan terlalu membuat asam lambungnya mendadak perih. Skripsi yang dia kerjakan sudah kelar. Dia kini hanya deg-degan menunggu masa sidang skripsi yang akan berlangsung Desember mendatang. "Paling nafsu makan saja yang tidak berubah. Berat badan masih 35 kg," ujarnya.