Jumat, 15 April 2011

RINDUKU TERPISAH JARAK

aku sempat menata kata
dan mencatat beberapa luka
dalam sajak dan doa

rinduku terpisah jarak
yang terdampar tanpa kabar


Bandung, 3 April 2011

Label:

KETIKA KUINGAT NAMAMU

Ketika kuingat namamu

Kau hadir membisik darahku

Membuka luka pada lusuh tatapmu

Yang berlinang amuk di kesunyian puisi

Lalu mataku rindu kenangan masa lalu

Pada serpihan waktu yang tercecer

Di pertemuan kata dan kebisuan jarak

Saat diriku terlampau jauh di ujung murung

Namamu lekat di setiap catat


2011

Label:

ADA PESAN YANG TERTINGGAL

ada pesan yang tertinggal

di kotak masuk telefon genggamku

sebuah sapa yang sederhana

menusuk rindu dan sekeping tanya

nada yang tersimpan di sela ruang

mengingat kenang di sudut kuping kanan

sambil kulukis

mata sayupmu yang terlilit kaca

dan bingkai hitam

ingin lagi kutarik ulang

ketika kau mengecup tanganku

sambil menebar senyum

yang manja di suatu senja


Bandung, 27 Maret 2011

Label:

KAU YANG SELALU HADIR

kau yang selalu hadir dalam ingatan,

datang dengan tiba-tiba,

lalu aku bergegas menulis sajak

tentang hangatnya rindu

pada buku yang hampir berdebu

sajak ini adalah pertapaan

saat bayang wajahmu mengelebat

mengitari sudut mataku yang kelu


Bandung, 3 April 2011

Label:

Minggu, 03 April 2011

CIBIRU

satu bunga yang kucium setiap menjelang tidur
mengantarku pada mimpi yang gaib. di atas ranjang,
aku seolah menatap atap yang patah,
mendekap tanah, kolam dan pohon kamboja.
malam menjelma gerimis
datang seumpama wujud malaikat penggenggam hujan.

jalan raya tergusur ilalang yang penuh aspal
dan bau tandus. di pinggir trotoar, kini tak ada lagi
daun berguguran. air mata cibiru adalah air mata orang-orang
yang menangis membawa peti mati
ke atas bukit pejalan kaki. sawah dan ladang
bermuka durja ketika senja berakhir dalam do’a
shubuh yang tak lagi menggema


2010

Label:

BUKIT

aku masih bertanya pada bukit yang pernah kau tempati

ketika laba-laba menyelamatkanmu dari hunusan pedang

kau gigil saat malam terkulai bulan

saat bisik mengendap di akhir rakaat fajar


“mungkin pertapaanmu selesai

pada huruf dan angka yang berhasil kau baca”


sebuah kitab menjadi doa

wujudmu menjelma tanda

dan tafsir menjadi darah


aku masih bertanya pada goa

yang sempat kau terka

menjadi sejarah

yang berputar di sepanjang abad


“mungkin sebuah kisah

urung tertulis jika kau tak hadir”


datanglah

aku ingin kau kembali

sebelum langit muntah amarah

sebelum mahsar menjadi pasar


2011

Label: