Selasa, 16 Juni 2009

Melawan Malas

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

yang belum, selesai UAS tu:
1. Drama 2 bikin sandiwara radio.
2. Survei Modern British bikin analisis karya abad 20 bebas.
3. History of Literature bikin Novel.
4. Civic Education ngasih tugas.

semuanya belum aku selesaikan.
nunggu bu Dewi susah ketemunya.
yang lainnya pada ribet ngasih tugasnya.
atau emang aku aja yang males?

itulah dia.
males.
harus dijauhi.

Label:

Minggu, 14 Juni 2009

Where I Lived And What I Live For : Pencarian Jati Diri HD Thoreau

gambaran rumah Thoreau.

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.


Saya coba buka kembali catatan catatan kuliah. Moga saja ada beberapa hal yang penting yang saya tulis dalam buku harian. Ada beberapa kutipan yang tertera selama sang dosen ceramah. Memang, saya suka iseng menuliskan kata kata dosen yang mungkin mahasiswa lain tidak sempat menuliskannya. Dan ini sangat berguna sekali untuk seorang mahasiswa seperti saya.

“I am monacrh of all I survey,
My right there is none to dispute.”
Ini adalah sebuah kutipan dari Thoreau. Secara kasarnya saya terjemahkan seperti ini: “saya adalah raja di raja tidak ada yang bisa mengganggu saya.”

Mungkin seperti itu apa yang dikatakan Thoreau. Walden: Where I live and what I live for. Sebuah karya nonfiksi yang sempat menggemparkan kancah kesusastraan di dunia. Sebuah karya yang di tulis sebagai gugatan sekaligus deklarasi kemerdekaan pribadi, percobaan sosial, perjalanan mencari rohani dan jati diri.

Karya ini di terbitkan pada 1854 sebagai gugatan terhadap pemerintah dan hasil renungannya selama hidup di hutan. Thoreau tinggal di tengah hutan dekat Walden Pond. Disana ia hidup menyendiri mencari kehidupan yang sesungguhnya. Karena selama ia berada di urban kota yang begitu tidak sehati dengannya, akhirnya ia memutuskan untuk menyendiri.

Saya jadi teringat pada Soe Hok Gie. Di pernah berkata “lebih baik aku diasingkan dari pada menyerah pada kemunafikan.” Mungkin ini tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan Thoreau. Gie menganggap sebuah pemerintahan yang waktu zamannya tidak sama sekali berada dalam kemakmuran, atau banyak sekali kekacauan pada waktu itu. Idealisme Gie melawan pemerintah yang otoriter sempat mengalami pergulatan. Dalam bukunya, catatan sang demonstran dan dalam filmnya ‘Gie’ terlihat sekali pemberontakan yang dilakukan dia dan teman-temannya sesama mahasiswa, sampai sampai ia harus terbunuh di sebuah ketinggian di gunung Semeru.

Hal ini tak jauh beda. Seorang sastrawan, sejarawan sekaligus filsuf, HD Thoreau lebih rela mengasingkan diri dari kejauhan metropolis. Idealismenya berbeda dengan sastrawan-sastrawan lain yang cenderung ugalan-ugalan dan cuek. Namun Thoerau berani mengatakan bahwa dirinya tidak ingin mendekati sebuah kesalahan dan ketidak manfaatan. Ia mesti bersikukuh untuk tidak membayar pajak. Tidak ikut pemilu. Tidak pergi ke gereja, dan mungkin tembakau menurutnya tidak bermanfaat. Dan satu hal lagi, ia tidak memakan daging. Pokoknya yang dia anggap salah dia menentangnya.

Dengan prinsip seperti itu, kota, menurutnya tidak memberikan kehidupan yang sebenarnya. Ia pergi ke hutan, mencari jati diri. Dengan segala imajinasinya, hutan seolah olah menjadi tempat yang membuatnya nyaman. Ia menyebut dirinya raja.

Tak puas dengan keadaan alam yang seperi itu, Thoreau pindah ke tempat yang terdapat danau. Menurutnya danau adalah kehidupan yang sebenarnya. Ada air yang mengalir bagai mengalirnya kehidupan manusia. Namun hal itu tak berlangsung lama, rupanya danau juga tidak memberikan kehidupan pula.

Thoreau pergi ke tempat yang lebih tinggi. Ia menemukan matahari, ia merasa matahari adalah kehidupan. Tetapi itu juga tak berlangsung lama. Matahri pun terbenam, Thoreau mencari kembali kehidupan yang lain.

Begitu menikmatinya Thoreau dengan kesendiriannya itu. Pada awal ia memasuki dunia alam, setidaknya ia berargumen “back to nature.” Ia membayangkan tinggal di sebuah rumah, memandang luas alam sekitar di balik jendela rumahnya. Kesejukan dan ketentraman iadapatkan di sana.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil darinya. Simplicity, simplicity, simplicity! Katanya. Sebuah kata yang bisa memacu kita. Mengajarkan kita hidup sederhana, dialam terbuka.
Sebenarnya prinsipnya sederhana saja. Ia menginginkan hidup yang mandiri. Hal ini tercipta karena filosofi transcendentalist. Ia juga sempat menerima tamu saat ia tinggal di hutan. Ia berharap dapat mengisolasi diri dari masyarakat dalam rangka mendapatkan pemahaman hidup yang lebih objektif.

Sekitar dua tahun dua bulan ia hidup di alam. Selain belajar mandiri, ia juga mencari sisi rohani dan belajar ekonomis. Ada empat hal penting yang dapat kita pelajari darinya: makanan, tempat tinggal, pakaian dan bahan bakar. Ia mengkalkulasikan apa apa yang dia alami, samapai ia benar benar merasa nyaman hidup secara ekonomis dan praktis di alam terbuka.

Sekali lagi, where i lived and what i lived for adalah pencarian jati diri. Dia merasa sepi tinggal di kota. Dan justru sebaliknya, ia merasa hangat dan bebas berada di alam. Mungkin ini sangat ironis sekali dengan kehidupan mayoritas manusia di bumi ini. Sederhananya pendapat itu berarti “dimana saya berpijak disitu saya menemukan kehidupan.” Di sini konteksnya hidup di alam terbuka.

Ada tiga gagasan pokok kenapa Thoreau berdiam di alam. Pertama, ia menggugat gaya Revolusi Industri dan hidup agraris. Ia juga menekankan hal ini tidak mutlak dilakukannya, ia hanya menentang apa yang pemerintah lakukan. Ia juga menekankan pada pembaca bahwa tulisannya tidak diharapkan untuk di ikuti.

Kedua, ia menyederhanakan hidupnya dengan mengurangi pengeluaran dalam sehari hari dan mengisi waktu senggang dengan menulis. Dan untuk belajar apa itu arti hidup, secara sederhana ia mengatakan hiduplah! Ketiga, ia mencari kehidupan secara duniawi dan rohani. Dan ia hampir menemukannya ditandai dengan pengalaman pengalamannya.

Tanggapan Penulis
Kalau secara akal sehat, saya tidak bisa membayangkan bagaimana Thoreau itu bisa bisanya hidup menyendiri di hutan. Saya sebagai manusia biasa sempat membayangkan sejenak ketika membaca tulisannya itu. Meskipun rada sulit juga memamahaminya. Dan Thoreau benar-benar melakukannya.

Kisah ini sebenarnya mirip sekali dengan Nabi Ibrahim. Dimana sang nabi tersebut begitu laparnya mencari sosok yang bernama Alloh. Dari mulai siang, matahari, sampai bulan, ia pernah menganggapnya sebagai tuhan. Tapi itu juga tak berlangsung lama, karena kemudia sebuah mukjizat datang memberitahukannya. Bahwa Alloh lah tuhannya itu.

Di sini Thoreau juga melakukannya. Berawal dari kegundahan akan kehidupan asalnya, ia membangkang pada pemerintah saat itu dan mencoba mencari kehidupan lain. Hidup di alam. Bagi saya pribadi hal ini adalah suatu hal yang pengecut dan banci. Thoreau begitu pasrah dan lari dari kenyataan. Meninggalkan kehidupan yang sesungguhnya adalah suatu tantangan. Apalagi bagi seorang yang bernama Thoreau, seharusnya ia bisa menghadapi ganasnya kehidupan kota seperti yang ia alami sebelum pindah ke alam. Apalagi kita tahu seperti apa Thoreau ini. Dia termasuk tokoh Amerika yang masuk kedalam tiga orang berpengaruh di eranya selain Emerson dan Whathrone.

Label:

Ini

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

Entah apa yang membuatku seperti ini
Sulit jika aku mengalami ini
Engkau bukan dirimu

Sudah berapa juta detik
Aku tak merasakan seperti ini lagi
Sampai berahir dengan rasa pil

Malam ini
Ditemani sebuah lagu
Aku benarbenar ingat dirimu

Yang tak pernah akan aku miliki
Sampai kapanpun
Hingga hitam berubah warna

Suaka 23 Mei 2009 (03:23)

Label:

Sebuah Pertanyaan Untukku

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

Bukan untuk menyebutkan dari mana
Tapi hanya ingin tahu siapa
Haruskah aku bagaimana
Menilai sesuatu seperti apa
Dan menanyakan mengapa
Akan terjadi kapan
Sampai berapa


SUAKA 29 April 2009 (00:01)

Label:

Engkau Hari Ini

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

Pertama saat aku kenal elokmu
Aliran denyutku berdentum hebat
Kau miliki aura begitu sangat

Tapi kini usai sudah rasa itu
Hanyut menghilang berbalik arah
Aku tak segan denganmu lagi

Engkau bukan kupu-kupu yang aku cari
Harummu tak semerbak lagi
Mungkin saja aroma hasratku
Tak dapat mencurimu lagi

Engkau bukan untukku
Hingga musim merubahmu
Menjadi kandidat dalam cintaku

SUAKA 28 April 2009 (23:49)

Esok

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

Ketika berpetualang mencari aku,
Aku terberangus dengan keadaan
Entah dimana mutiara kecil hilang itu
Disini matahari menertawakanku kencang

Pesona esok mulai terbangun
Memompa elemen akalku
Pada saat langit membenci
Pesawat yang tanpa permisi
Menggerogoti awan hitam

Disini matahari menertawakanku pelan
Kadang terkekeh ketika aku
Menggenggam air hujan

Ketika berpetualang mencari aku,
Dinding di kamar menyapaku
Dengan sebutan proletariat
Disertai senyum sekunder

Entah dimana mutiara kecil hilang itu
Disini matahari menertawakanku tidak

SUAKA 27 April 2009 (23:00)

Label:

Lagi

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

April aku menunggumu
April kau menyimpan cerita
April aku takan melupakanmu

April maafkan aku
Sajaksajak tengil yang aku buat untuk mu
Hilang entah kemana
Walau aku tau temanku
Tak sengaja menghapusnya

April kapan kau mencicipi rotiku lagi
Duduk berdua dibawah pohon bambu itu
Walau selalu datang temanku untuk sekedar mengganggu

April kau pernah lari bersembunyi ketika kita sedang asik berdua
Dengan takutnya kau menyelinap di balik rumah kosong itu
Aku tahu pamanmu melihat kita berdua
Tapi justru itu hal yang paling unik diantara kita

April kapan kau berlari kencang dengan MIO mu lagi
kau pernah pecundangi aku dijalan penuh kerikil itu

April maafkan aku
Sampai sekarang aku belum bisa
Mengembalikan helm kesayanganmu
Helm yang nyaman
Pas di kepalaku
Mudah-mudahan maling itu sadar akan perbuatannya

April kapan aku bisa panggil kamu ‘Neng’ lagi
Kapan kita begadang sampai batereku selalu lowbat lagi
kapan kau pinta aku isi MP4 mu lagi

April aku akan selalu putar lagu T2 untukmu
Untuk sekedar mengingat dinginnya Malausmamu

April aku takan pernah lupa
Ketika kau pinta aku pilihkan baju mana yang cocok untuk mu
Baju hitam yang elegan
Baju yang cocok dimalam itu

April masih adakah kalung itu?
Kau masih memakainya?
Kau benarbenar cantik malam itu
Aku ingin melihat mu lagi
Dengan sweater cokelat
Dan kau tutupi kepalamu untuk
Menahan ganasnya udara malam itu

April aku ingin mencubit lenganmu lagi
April aku ingin memanjakan pipimu lagi
April aku ingin bernyanyi bersama lagi

April kau sudah pergi
April kau takan kembali

Label:

Sendiri

.::Cerita Jurnalis Kampus Gagal::.

Sabtu yang cerah, tak secerah hatiku.
Aku hilang kata-kata
Udara panas membuat hati ini tak bergairah

Kepala pusing
Hidung mampet

Rasanya ingin jauh dari semua orang
Ingin sendiri

Rokok terus aku hisap
Tanpa henti
Walau meracuni

Dia pergi
Dia pergi
Dia pergi

Tuhan jauhkanlah aku darinya
Jangan sampai perasaan ini membatu

Sabtu yang cerah, tak secerah hatiku
Aku hanya bisa berkata
Sekarang aku sendiri

Tertawa sendiri
Menangis sendiri
Di Suaka sendiri


18 April 2009 sendiri

Label:

Jumat, 12 Juni 2009

Bergaining Pictures






Cerita Jurnalis Kampus Gagal
1. salman ITB
2. taman salman
3. keep clean salman
4. gambar oleh Igoy

Label:

Teuleupon Dari Yuli

_Cerita Jurnalis Kampus Gagal_


Awalnya sih iseng aja miskol dia, eh taunya dia balik sms. Kayaknya dia belum tau kalo aku udah ganti nomor. Mungkin dia bergerilya mencari dan menanyakan nomorku ama temen temen.
“kamari si yuli nanyakeun nomor ente” kata Acil, temenku.
“dibere teu?” jawabku tenang.
“di bere nu M3.” Acil menyahut. Acil salah padahal aku udah ganti nomor pake SIMpati.
Malemnya aku sms dia, sekedar ngilangin bete. Dia ngebales dengan gaya sms yang anak muda banget. ABG gitu. Sengaja aku gak bales. Aku pengen tau reaksi dia kaya gimana. Trus dia bales dengan penasaran. Semakin penasaran. Dan sama sekali aku gak bales.
Esoknya, 02 Juni 2009. Kita smsan. Dia makin penasaran siapa aku. Emang sih kalo di kasih tau sapa aku sebenarnya, mungkin dia marah minta ampun. Soalnya kita udah sepakat ntuk tidak berkomunikasi lagi. Tapi akhirnya dia nelpon juga.
Didalam percakapan, aku gak karuan banget, disamping kondisi Suaka yang lagi berisik, ditambah sinyal Esia yang rada lep lepan. Maklum produk Indonesia. Dia bete abis denger aku ngobrol ngacapruk.
Aku sengaja bicara gak nyambung banget. Dia tanya A aku jawab B. Pokoknya hari itu hari yang sangat membuatnya ilfil ma aku. Aku gak peduli dia kaya gimana, yang penting... yang penting apa ya?
Ah udah lah males nulisnya uy. Pokoknya I’m sory. I don’t mind to hurt you. Please for give me.

Label:

Mimi Roko

_Cerita Jurnalis Kampus Gagal_

30 Mei 2009. Jam delapan lewat dua puluh delapan menit. Ada sms masuk menyelinap. Ini dari Mia. Wow. Mia...Mia...Mia. ada apa ya?
Mia : “miko,, dah tau blm kl c nu’’ng almn MAN 2 mau nkh tgl 7 bsk.. mi dsuruh ngabarin yg laen’y..kasih tau yg laen y.. TQ.”
Aku : “nunung? Nunung? Nunung mana... lupa dui Mi... yang mana? kelas apa...”
Mia : “Eeeeh kmh ieu mah...tmn sendiri mpe lupa.. itu Nunung yg kelas 2.5 yg rumahna dket Nia... ingat? Sok tuch inget2 heula...

Label:

Worry Day For Ndut




_Cerita Jurnalis Kampus Gagal_

si ndut gak ngasih kabar aja uy. bete banget. aku curiga deh ama kamu. jujur ya, siapa sih yang minta obat buat gugurin kandungan. sori ya, bukannya aku gak mau menolong, tapi aku takut ikut ikutan dosa tau. awas kalo sampe itu obat buat kamu sendiri. aku gak bakalan maafin seumur hidup kamu. kamu tuh semakin kesini semakin ngelunjak ya. dengerin, kalo cari temen tu yang bener, jangan yang bajingan. aku takut kamu kebawa bawa gak karuan. inget itu.

Label:

Senin, 08 Juni 2009

My Target in Life From 2009 - 2022

..:: Cerita Jurnalis Kampus Gagal ::..

1. Beresin Kuliah - 2009
2. 2010 Wisuda
3. Nerbitin Buku - 2010
4. Kerja - 2010
5. Hunting Lawan Jenis - 2011
6. Nikah - 2012
7. Bikin Rumah - 2012
8. Beli Motor - 2012
9. Beli Mobil - 2013
10. Bikin Anak - 2013
11. Keluar Kerja - 2015
12. Bikin Usaha Sendiri - 2015
13. Cari Pegawai - 2015
14. Santai - 2017
15. Fokus Keluarga - 2018
16. Bikin Anak Lagi - 2019
17. Bantu Keluarga, Sodara, Temen, Kerabat dll. - 2020
18. Bikin Sekolah - 2021
19. Buka Kursusan - 2022
20. Buka Jaringan Seluas luasnya – 2022
21. Menyiapkan Untuk Bekal Ke Surga – Fokus Dari Sekarang
Catatan: waktu target bisa saja berubah. Lebih cepat lebih baik. Lanjutkan!

Label:

He Is Not The Boy As You Think

..:: Cerita Jurnalis Kampus Gagal ::..

Entah seperti apa aku harus ngasih tau kamu kalo dia itu bukan lelaki yang cocok untukmu. Bukannya aku sirik atau apa, sebagai teman yang baik, wajar donk kalo aku kasih tau kamu. Aku gak mau suatu hari dia ngecewain kamu, terus ujung ujungnya menangis tersedu sedu. Aku gak mau banget kamu kaya gitu. Ya, tapi dengan cara apa aku harus kasih tau kamu.

Someday I saw him dating with another girl. In the night, I saw both looked like a couples that seriously enough.
Aku langsung ingat kamu. Tapi gak bisa apa apa. Mungkin juga aku salah tebak atau kecurigaanku berlebihan. Mungkin juga dia temannya, sodaranya. Tapi kenapa kalo temen atau sodara mesti selarut itu. dan terlihat mesra segala. Entahlah mudah mudahan dia bisa buat kamu nyaman senyaman mungkin. Take care and be careful. Someone can like a fake plastic.


Label:

Sabtu, 06 Juni 2009

Ngenet Lagi, Begadang lagi

-Cerita Jurnalis Kampus Gagal-

ia lah secara malam minggu harus rada mengeksplorasikan diri. tapi tetep aja bete selalu. soalnya tadi manggung ancur banget. tadi aku ikutan acara band di miladnya BSI UIN SGD. wah ancur ancur pisan. vokalisnya gak masuk. suaranya fals. sound nya jelek abis. aku jadi gugup dan gak konek. tapi biarlah ini menjadi pengalamanku. hihi.

sekarang aku udah di warnet. paket lagi. kayaknya ini bakal jadi rutinitas mingguanku. soalnya gak ada kerjaan uy. mending ngeblog and cari lagu di youtube, biar bisa nambah imajinasi kalo aku udah boring.

emang sih buat obat boring itu enaknya browsing ampe mampus. liat dunia di layar monitor. tinggal klik aja, udah deh keluar semuanya. hihi.

Label:

Selasa, 02 Juni 2009

Boring Day

www.toothpastefordinner.com
-Cerita Jurnalis Kampus Gagal-

in the morning I woke, then i walked from my friend's house to campus. last night is one night stand for us. I slept in his room, the name was Olan. my best friend forever. and my best partner grunge forever, we talked about our life. about music and sometime about our future.

at the time while we talked. we listen a music of grunge. Nirvana, Silverchair, Hole and anyelse. and this day I have many problem with me and I. my self. just my self. every people have a bored of me. I wanna scream. scream and scream.

Label: